Tak Melulu Tragis, Kecelakaan Pesawat Juga Bisa Punya Kisah Lucu, Salah Satunya Jatuh di Tengah Hajatan
Kecelakaan-kecelakaan pesawat memang hampir selalu menyeramkan. Akan tetapi, dalam tulisan Idrus Ismail di Majalah Intisari edisi September 1968 berikut ini, ceritanya malah jadi sedikit 'lucu'.
---
Pesawat
Convair 990 "Pajajaran" milik Garuda kita jatuh bulan Mei yang lalu
didekat Bombay, India. Semua penumpang dan awak pesawatnya jadi korban. Akibatnya
tidak satupun jenazah bisa ditemukan orang. Begitu mengerikan dan
begitu mengharukan. Beberapa kali di Indonesia terjadi "total lost"
seperti ini seperti terjadi juga di negara-negara lain.
Kecelakaan
memang tidak pilih tempat dan tidak pilih macam korban. Tetapi kita
tidak usah lalu punya gambaran bahwa tiap-tiap kecelakaan pesawat
terbang akan berakibat demikian.
Ada kecelakaan-kecelakaan yang
tidak minta seluruh jiwa penumpang dan awak pesawatnya dan ada pula yang
manusianya tidak cedera sama sekali.
Baca Juga : Cuaca Buruk dan Medan Bergunung, 'Hantu' yang Selalu Memicu Kecelakaan Pesawat Terbang di Papua
Tiap
kecelakaan memang mengerikan karena umumnya nyaris minta jiwa manusia.
Biasanya peristiwa itu lalu jadi kenang-kenangan yang sukar dilupakan
oleh mereka yang mengalaminya. Bahkan ada pula diantaranya yang
meninggalkan kesan-kesan yang lucu. Kesan-kesan yang
kadang-kadang bisa membuat orang yang mengalaminya tertawa sendiri.
Tentu saja terasanya setelah beberapa lama kemudian.
Pernah
terjadi. Sebuah pesawat ringan bermotor tunggal, diberi nama "Capung"
biasanya oleh rakyat, mengalami kesulitan motor ketika sedang terbang di
sekitar Semarang. Penerbangnya berusaha meluncurkan pesawat ke sebuah
lapangan sepakbola dan terpaksa melalui celah-celah barak perumahan
militer. la dan seorang kawan sudah tidak tentu perasaannya di
dalam pesawat yang tidak bertenaga lagi itu. Tetapi orang-orang yang
tinggai di Kesatrian di dekat lapangan itu gembira sekali melihat
''pesawat terbang menyambar".
Baca Juga : Ini yang Harus Dilakukan agar Bertahan Hidup ketika Terjadi Kecelakaan Pesawat di Daerah Terpencil
Perempuan-perempuan
menggendong bayi melambai-lambai sambil tertawa senang. Anak-anak kecil
bersorak-sorai kegirangan sambil meloncat-loncat bertepuk tangan. Hore!
Hore! Dan tiba-tiba pesawatnya terjungkir di tanah. Semuanya jadi
terperangah.
Pertolongan cepat diberikan. Kedua penumpang
dikeluarkan dari pesawat dengan berhati-hati sekali. Segala sesuatunya
orang yang duduk dibelakang lebih didahulukan, lebih diperhatikan.
Mereka lihat muka dan tangan-tangan orang itu biru kehitam-hitaman.
Melihat
ini penerbangnya yang tidak cedera malah tersenyum. Ketahuan juga
akhirnya: orang itu memang pernah mengalami kebakaran tetapi bukan waktu
itu dan sudah sembuh, hanya meninggalkan bekas hitam kebiru-biruan itu
pada kulitnya. Kelika itu ia tidak luka sama sekali.
Terjadi di
Cikampek. Sebuah "Capung" terpaksa mendarat darurat di tengah kebun ubi.
Penerbangnya selamat tidak kurang suatu apa. Datang seorang perempuan
tua.
Entah
karena kurang yakin bahwa orang yang dihadapinya itu masih manusia dan
belum jadi jenasah yang bisa berdiri atau jadi setan atau ingin
meyakinkan diri bahwa yang dihadapinya itu adalah manusia dari bumi dan
bukan dari planit Mars, entahlah. Ia dekati penerbang kita ini
dan dirabanya pipinya, kepalanya, dadanya, tangannya, kakinya. Pergi
lagi dia. Tetapi pergi satu datang ratusan. Ada pula yang mengambil
prakarsa. Dibuatlah lingkaran dengan tali mengelilingi pesawat yang
tidak berdaya di tengah kebun ubi itu. Konon ditarik pula
pembayaran dari orang yang ingin masuk kalangan dan meraba pesawat. Ini
bisa dimengerti: setelah terkumpul bisa dijadikan ganti rugi sekedarnya
bagi pemilik kebun. Kebunnya memang jadi berantakan.
Sebab? Sampai malam hari "penonton" terus mengalir sehingga terpaksa
dipasangkan petromaks di sekitar lingkaran. Suasana jadi bertambah
meriah dan ''terang-benderang" karena orang-orang yang berjualan
makanan-minuman lengkap dengan tukang rokoknya pada hijrah ke tempat
itu.
Baca Juga : Ngeri, Ini 5 Kecelakaan Pesawat Paling Tragis di Indonesia, Salah Satunya Karena Pilot Sengaja Bunuh Diri
Pasar
malam kecil-kecilan jadinya. Tetapi konon yang paling "sialan" ada pula
yang sempat berkata dengan tertawa kecil setelah melihat penerbangnya
sendiri selamat sehat wal afiat: "Terima kasih, nak, terima kasih. Kalau
anak tidak jatuh disini barangkali seumur hidup saya tidak lihat kapal
terbang''.
Lain pula pengalaman seorang penerbang Iain. la
sendiri, jatuh dan selamat. Kebetulan kampung tempatnya jatuh malam
harinya mengadakan pesta. Penerbang yang sedang mengalami hari sial
karena memang bukan salahnya itu, diundang dan jadi VlP-nya.
Seorang
penerbang lain jatuh dan mengalami Iuka-luka yang telah membuat dia
seminggu berbaring dirumah sakit. Begitu dibaringkan di tanah setelah
berhasil dikeluarkan dari pesawat, mulutnya dibuka orang dan kedalamnya
langsung dilemparkan orang telur. Tetapi satu kenang-kenangan
manis dibuatkan orang kampung itu baginya. la jatuh di lapangan
sepakbola yang baru saja selesai. Lapangan sepakbola itu kemudian
diresmikan dan diberi nama penerbang kita ini.
Seorang penerbang kita pernah mengalami crash landing
bersama instrukturnya di Cekoslowakia. Turun di tengah kebun kentang di
kampung yang jauh dari kota. Setelah keluar dari pesawat orang
Indonesia satu ini malah jadi tontonan dan dirubungi orang. Banyak pula
diantara mereka yang meraba-raba pipi dan tangannya.
''Cerni,
cerni", kata mereka tersenjum heran. "Cerni" dalam bahasa kita "hitam".
Mereka belum pernah lihat orang hitam. Dan jadilah penerbang kita ini
“tontonan gratis".
Seorang penerbang kita di tanah air telah berhasil bail out,
meloncat keluar dengan payung dari pesawatnya yang tiba-tiba tidak bisa
dikendalikan lagi. Sampai ke tanah ia segera lari cari kampung
sekalipun kepalanya luka begitu pula kakinya yang kehilangan sepatu. Konon ketika ditanya, keterangannya: "Habis, kalau saya mati nanti tidak ada yang tahu.”
Baca Juga : Setelah Bertahun-tahun, Pencari Jenazah Ini Temukan Bagian Tubuh Korban Kecelakaan Pesawat 51 Tahun Lalu
Sekali
ini bukan humor lagi. Tanggal 29 Juli 1947 sebuah Dakota India VT-CLA
dikejar dan ditembaki pemburu Belanda di atas Yogyakarta. Pesawatnya
jatuh dan terbakar. Awak pesawat gugur semua. Gugur pula
penumpang-penumpangnya Bapak-bapak Angkatan Udara kita Adisutjipto dan
Prof. Dr. Abdulrachman Saleh. Tetapi ada seorang penumpang yang
selamat keluar dari pesawat yang jadi berkeping-keping itu, Abdulgani
namanya, sekarang jadi produser timbangan di Yogyakarta. Tuhan Maha
Kuasa. Pesawat sudah hancur jatuh dan terbakar. Abdulgani
dipanjangkan usianya oleh Tuhan sampai sekarang. Peristiwa yang terjadi
pada tanggal 29 Juli 1947 di Yogyakarta itu selalu diperingati oleh AURI
dan dinamakan "Hari Bhakti.”
Serangkaian kecelakaan pesawat
terbang telah Anda baca dalam tulisan ini. Tetapi Anda tidak perlu
menarik kesimpulan bahwa begitu seringnya kecelakaan pesawat terbang
terjadi di tanah air kita ini.
Baca Juga : 3 Hari Sebelum Kecelakaan Pesawat DC-10, Seorang Pria Sudah Melaporkan ‘Ramalannya’ ke Petugas Bandara
Peristiwa-peristiwa itu dikutipkan dari kejadian-kejadian sepanjang waktu kurang lebih dua puluh tahun. Kalau
diperhatikan waktu terjadinya, kecelakaan-kecelakaan pesawat terbang
dimasa-masa yang lalu kelihatannya banyak menumpuk pada bulan-bulan
tertentu karena pengaruh cuacanya. Tetapi karena alat-peralatan
penerbangan makin maju, akhir-akhir ini gejala itu makin kabur.
Kecelakaan-kecelakaan
pada alat-alat pengangkutan lain juga suatu hal yang bisa dan biasa
juga terjadi diatas dunia ini. Tetapi kecelakaan pesawat terbang,
pesawat terbang sipil terutama, biasanya selalu ''masuk koran" dan
disebarkan secara luas.
Baca Juga : Ngeri, Ini 5 Kecelakaan Pesawat Paling Tragis di Indonesia, Salah Satunya Karena Pilot Sengaja Bunuh Diri
sumber: http://intisari.grid.id/read/03936212/tak-melulu-tragis-kecelakaan-pesawat-juga-bisa-punya-kisah-lucu-salah-satunya-jatuh-di-tengah-hajatan
Komentar
Posting Komentar