Douglas MacArthur, Pahlawan Besar AS saat Perang Dunia II Namun 'Dipecat' saat Perang Korea


Ditunggui ibunya ketika belajar di akademi militer

Ditunggu ibu

Pertengahan tahun 1899 Douglas MacArthur masuk West Point. Ibunya tinggal di rumah yang berdekatan dengan akademi militer itu. Sama seperti Franklin Delano Roosevelt di Harvard dan Adlai Stevenson di Princeton, ketiga orang yang kelak akan menjadi tokoh bangsanya itu sekolah ditunggui ibu mereka.

Pada saat itu ayah Douglas berada di Filipina. Mula-mula ia jadi brigjen yang memimpin 4.800 sukarelawan ke Filipina. Mereka merupakan ujung tombak dari ekspedisi untuk menindas   pemberontakan yang dipimpin oleh Emilio Aguinaldo. Ketika mereka berhasil sembilan hari kemudian, Arthur MacArthur dinaikkan pangkatnya menjadi provoost marshal general.

Winston Churchill (kelak menjadi PM Inggris dalam Perang Dunia II) yang waktu itu perwira pertama di Fourth Hussars, setempat berkunjung ke akademi militer Amerika itu. Dalam surat kepada saudaranya yang belajar di akademi militer Inggris ia menulis: Lulusan Sandhurst bisa 'ngeri' mengetahui peraturan ketat yang dikenakan pada para kadet West Point. Churchill berpendapat, orang muda yang kebebasan pribadinya dikekang begitu keras tidak mungkin menjadi warga negara yang baik atau tentara yang hebat.

Douglas diketahui putra seorang jenderal yang paling terkenal di Filipina. Ia dijadikan bulan-bulanan dalam penggojlogan, sehingga pingsan. Temannya malah tewas. Ia diajukan ke pengadilan sebagai saksi. Ibunya cepat-cepat mengirim utusan untuk menyampaikan sanjak kepada putra bungsunya itu. Bunyinya kirakira: "Ingat dunia akan cepat menyalahkan kalau namamu disuramkan oleh hal-hal yang memalukan. Jangan berbohong, tetapi jangan mengadu."

MacArthur menuruti kata-kata ibunya. Gengsinya pun naik di kalangan rekan-rekannya. Di West Point ini MacArthur kurus dan walaupun tingginya tidak sampai enam kaki (5 kaki 11 inci = ± 182,5 cm) ia kelihatan lebih jangkung dari sebenarnya. Ia rajin belajar. Menurut teman-temannya  ia menutup jendela dengan selimut supaya tidak ketahuan lampunya masih menyala sampai jauh malam.

Ibunya yang tinggal di Craney's Hotel setiap hari memberi dukungan moral. Sore-sore, kalau kadet lain berjalan-jalan dengan gadis-gadis di tempat yang biasa disebut Jalan Pacaran di tepi sungai, Douglas malah berjalan-jalan dengan ibunya. Namun setelah berjalan-jalan dengan  ibunya Douglas juga kadang-kadang pacaran di sana. la pernah dipergoki atasannya berpelukan sangat erat dengan seorang gadis di situ.

Tahun 1934, genap sudah empat tahun menjadi kepala Staf. Tadinya ia punya rencana belajar hukum setelah selesai jadi kepala staf. Namun, karena kini Jepang merupakan ancaman di Timur, ia bersemangat dikirim ke Filipina. Filipina rencananya akan mendapat kemerdekaan penuh dari AS tahun 1946.

Di Filipina, ibunya, Pinky ikut, padahal usianya sudah 84 tahun. Wanita itu meninggal di Filipina dan dikuburkan di sana dengan rencana akan dikubur lagi di AS nanti. Kematian Pinky membuat MacArthur sedih sampai berbulan-bulan. Namun, ada juga hiburan baginya. Saat itu ia juga sudah berkenalan dengan Jean Fairclotch, seorang wanita muda berperangai menyenangkan. Mereka menikah pada tahun 1937.

Dilepas dan disambut seperti kaisar.
Singkat kisah, kemudian terjadi Perang Korea tahun 1950, MacArthur diangkat menjadi pemimpin pasukan AS di Korea. Ia tidak cocok pendapat terus dengan Washington dan dicopot oleh Presiden Truman,  yang pernah menjadi bawahannya. Ia dipanggil pulang.

Ketika itu ia sudah 52 tahun mengabdi di ketentaraan. Rakyat AS berada di pihaknya. Kaum wanita berdemonstrasi dan buruh di Lafayette meminta Presiden Truman di-impeach, sedangkan Gedung Putih dibanjiri telegram kemarahan. Tokyo yang lima tahun berada di bawah Makassar Genui (Field Marshall MacArthur) heboh.

Senin, 16 April 1951 rakyat Jepang melepasnya pergi dengan Bataan. Upacara begitu megah, seakan-akan dia itu seorang kaisar. Di San Francisco ia disambut ± 100.000 orang. Ketika itu sudah empat belas tahun ia meninggalkan AS. Putranya, Arthur, baru pertama kalinya menginjakkan kaki di tanah air sendiri. Ah Cheu, wanita pengasuh Arthur, ikut juga.

Setengah juta orang memenuhi jalan, sehingga Arthur ketakutan. Ketika itu umur Douglas MacArthur 71 tahun. Ia diundang ke seluruh AS dan surat baginya berkarung-karung. Konfeti yang harus disapu dari jalan-jalan beratnya 2.859 ton, empat kali lebih banyak dari yang disiramkan kepada Eisenhower.

Tahun 1952 ia mencoba lagi untuk menjadi calon dari Partai Republik dalam pemilihan presiden, namun disisihkan oleh bekas bawahannya, Dwight D. Eisenhower.

Ketika mendengar diadakan gencatan senjata dalam Perang Korea 7 Juli 1953, MacArthur berkomentar, "Ini berarti hukuman mati bagi seluruh Indocina."

Pada masa Kennedy menjadi presiden, MacArthur sudah tua. Tetapi Presiden Kennedy yang merupakan pengagum MacArthur itu berkenan minta saran-sarannya. Tahun 1961 MacArthur melakukan perlawatan "sentimental" ke Filipina dan ketika negara itu merayakan ulang tahun kemerdekaan ke-25, MacArthur diundang datang. Umurnya sudah 81 tahun, tetapi ia masih tegak.

la dan Jean melewatkan masa tua dengan tenang di Hotel Waldorf-Astoria di New York. Ah Cheu juga tetap bersama mereka. MacArthur yang tidak pernah gemuk itu kemudian sakit tua, tetapi pikirannya tetap jernih.

MacArthur sudah lama menyiapkan pemakamannya dan Kennedy sudah menawarkan pemakaman yang megah baginya. Tanggal 3 April 1964, jago Perang Pasifik dan tokoh kontroversial itu jatuh dalam -koma di Walter Reed Hospital, Washington dan meninggal dua hari kemudian. Kennedy yang jauh lebih muda sudah empat bulan mendahuluinya. Sesuai dengan pesannya, Jean memakaikan seragamnya yang paling disayanginya, yaitu yang warnanya paling luntur.
 
Presiden Johnson mengumumkan masa berkabung nasional dan jenazah MacArthur disemayamkan di Gedung Capitol.  Pemakamannya yang megah tanggal 11 April dihadiri oleh Bobby dan Ethel Kennedy dan juga Presiden Lyndon B. Johnson. PM Jepang Shigeru Yoshida tentu saja tidak mau ketinggalan untuk hadir, sebab bagi orang Jepang MacArthur itu malaikat penolong.

MacArthur dimakamkan di Norfolk, kota kelahiran ibunya. Putranya, Arthur, yang pernah belajar di Columbia University, sekarang hidup dari musik. Ia berganti nama, karena merasa terlalu berat untuk bisa hidup sebagai manusia biasa sambil memikul beban nama besar. (American Caesar, Douglas MacArthur 1880-1964, oleh William Manchester.)



sumber: http://intisari.grid.id/Inspiration/Figure/Douglas-Macarthur-Pahlawan-Besar-As-Saat-Perang-Dunia-Ii-Namun-Dipecat-Saat-Perang-Korea/Ditunggui-Ibunya-Ketika-Belajar-Di-Akademi-Militer

Komentar