by Fadhil ZA · July 7, 2015
Foto kenangan di Paris dan Amsterdam
Sudah lebih 10 tahun aku mengerjakan shalat tahajud setiap malam , keinginanku untuk mendapatkan kehidupan yang layak pada tahun 1982 sudah tercapai. Dimulai ketika lulus STM ditahun 1970, ijazahku ditahan sekolah karena aku belum membayar uang sekolah selama 6 bulan. Orang tuaku tidak mampu melunasi uang sekolah ku. Aku frustasi, bagaimana aku bisa bekerja ,kalau ijazahku masih ditahan oleh sekolah.
Aku memang terlahir dari keluarga miskin, ayahku hanya seorang tukang servis jam . Dirumah kami tidak pernah ada beras atau makanan untuk hari esok. Ayahku bekerja hanya untuk makan hari ini. Untuk makan besok cari besok lagi . Kalau ayah tidak bekerja berarti tidak ada untuk makan hari ini. Untuk membantu meringankan beban ayah kami sudah terbiasa sejak kecil berdagang . Sejak kelas 1 SMP aku sudah berdagang kue, kemudian beralih jadi pedagang koran keliling setiap hari mulai jam 6 sd jam 11 siang. Aku sekolah jam 12 sd jam 17 sore. Kalau bulan puasa aku bersama adik adik berdagang, petasan, kembang api dan perhiasan imitasi, sehingga masih ada uang lebaran buat kami.
Memasuki pendidikan STM aku tidak bisa berdagang koran lagi , karena sekolah-ku jauh dari rumah. Aku hanya mengandalkan sepenuhnya biaya dari ayah. Demikianlah selama sekolah aku selalu menunggak uang sekolah 2 sampai 3 bulan. Tidak pernah mulus. Sampai pada akhir pendidikan di kelas 3 STM aku punya tunggakan uang sekolah selama 6 bulan. Untuk mendapatkan ijazah aku harus melunasi uang sekolahku dulu. Ayahku tidak bisa memenuhinya.
Aku amat frustasi, bagaimana aku bisa kerja kalau ijazahku masih ditahan sekolah. Setiap malam aku shalat tahjud mengadukan persoalanku pada Allah. Ketika itu disamping surat alfatihah aku hanya hafal 3 surat yaitu surat al ikhlas, alfalaq dan an naas. Aku shalat tahjud 2 rakaat dikali 4 ditambah witir 3 rakaat sehingga total semua 11 rakaat. Setiap malam aku kerjakan tahajud, kadang kala aku menangis dihadapan Allah. Aku cemas dengan masa depanku, aku ingin kerja tapi ijazah tidak punya. Aku berdoa mohon diberi pekerjaan yang layak agar aku bisa menebus ijazaku.
Setelah 3 bulan mengerjakan tahajud terus menerus , Alhamdulillah Allah menjawab doaku. Aku mendapat pekerjaan mengajar anak anak membaca Qur’an. Alhamdulillah hampir setiap hari aku berkeliling dari rumah kerumah mengajar membaca Qur’an dan memberi ceramah agama . Setelah satu tahun ijazahku sudah bisa ditebus. Namun aku masih asik dengan pekerjaaku mengajar mengaji hingga berlalu hampir 3 tahun.
Di akhir tahun 1973 aku mulai berfikir untuk mencari pekerjaan sesuai ijazah STM jurusan elektro yang akau miliki. Aku tetap mengerjakan shalat tahajud mohon pada Alah agar diberikan pekerjaan yang layak sesuai ijazah yang aku miliki. Alhamdulillah diawal tahun 1974 aku diterima bekerja di PLN Distribusi Jakarta Raya Tanggerang yang berkantor di Gambir. 5 tahun kemudian aku di tugaskan sekolah ke LPPU –ITB Bandung , dan berhasil lulus Sarjana Muda Elektro pada tahun 1982. Kehidupanku juga semakin baik, Allah mengabulkan semua yang aku panjatkan pada shalat tahajud. Diakhir tahun 1982 aku sudah memiliki rumah sendiri, mendapat jabatan dan mobil dinas dari PLN.
Pada satu ketika dalam acara keluarga adiku menceritakan pengalamannya bekerja di Arab saudi dan pengalamannya dua kali melaksanakan ibadah haji selama disana. Aku kagum dengan adiku yang memiliki penghasilan lumayan dan sering turun naik pesawat dalam tugasnya. Aku juga ingin bisa pergi keluar negeri menikmati naik pesawat seperti adiku itu.
Dilingkungan tugasku di PLN diantara temanku juga ada yang sudah keluar negeri. Ketika itu PLN Distribusi jakarta ada kerjasama dengan Perancis mengembangkan sistim pengendalian Jaring distribusi dengan sistim remote control. Aku mulai punya ambisi untuk bisa pergi ke luarnegeri seperti temanku yang lain itu. Aku mulai mengerjakan tahajud setiap malam berdoa agar bisa pergi ke Perancis seperti temanku lainnya . Aku sering mendengar teman temanku menceritakan pengalamannya ketika di Perancis, kadang kala mereka bercanda dan ngobrol pakai bahasa Perancis.
Pada tahun 1986 PLN merencanakan mengembangkan sistim control distribusi yang ada kesistim yang lebih besar , karena sistim yang lama sudah tidak memadai. Sudah dijalin kerjasama dengan Perusahan Listrik Perancis (EDF) untuk pengembangan sistim yang baru itu. Teman temanku pun sudah mulai ramai membicarakan hal ini, karena akan ada beberapa orang nanti yang akan dikirim ke Perancis untuk menyiapkan dan mempelajari sistim baru tersebut . Aku berharap mudah mudahan termasuk salah seorang yang dikirim ke Perancis . Aku dan teman teman sudah mulai menyiapkan diri dengan mengikuti kursus bahasa Perancis di CCF salemba.
Alhamdulilah setelah tetap istiqomah memohon pada Allah dengan mengerjakan shalat tahjud pada akhir tahun 1989 aku terpilih menjadi salah seorang yang dikirim ke Perancis untuk mempelajari sistim kontrol jaring distribusi yang baru itu. Aku berangkat bersama temanku sebanyak 5 orang dan menetap di Paris selama kurang lebih satu setengah bulan. Selama di Paris aku sempat berkunjung week end ke Monaco, Grace dan ke Amsterdam Belanda. Itulah perjalanan pertamaku ke luar Negeri.
Kembali dari Paris aku masih punya harapan untuk bisa berkeliling dunia karena tugasku di PLN memang memungkinkan untuk itu. Banyak diantara temanku yang sudah beberapa kali melakukan perjalanan dinas ke luar negari. Disela sela shalat tahajud malam hari aku mohon pada Allah agar diberi kesempatan untuk melakukan perjalanan keluar negeri lagi. Akhirnya kesempatan itu datang pada awal tahun 1994. Aku bersama 5 orang temanku dari PLN Pusat, PPE dan ITB ditugaskan mengadakan studi banding Pemetaan jaring tenaga listrik ke Amerika Serikat dan Australia .
Ketika itu aku menjabat sebagai kepala seksi Perencanaan System di PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang merangkap sebagai PH Kepala Bagian Perencanaan Perusahaan , karena Kepala Bagian Perencanaan Perusahaan masih dalam masa transisi dari pejabat lama ke pejabat baru. Sebagai PH kepala Bagian Perencanaan ketika itu aku mendapat kesempatan bersama teman dari PLN Pusat, ITB dan PPE mengadakan studi banding pemetaan jaring listrik di Amerika dan Australia.
Kami berangkat dari Jakarta menuju Singapura , transit di Swiss untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Dallas di Amerika Serikat. Perjalanan kami tempuh selama hampir 30 jam. Dari Dallas kami melanjutkan perjalanan ke kota kecil Relleigh meninjau perusahaan pemetaan Gen Map yang mengundang kami. Selanjutnya kami berpindah pindah pada beberapa kota Hunstvile, Sint Louis dan terakhir di Loss Angeles mengunjungi beberapa Perusahaan Listrik disana.
Dari Loos Angeles kami melanjutkan perjalanan ke Sydney Australia untuk mengadakan study banding di perusahaan listrik Sidney Electricity. Dari Sydney kami kembali ke Indonesia dengan transit di Singapura terlebih dahulu. Seluruh perjalanan kami tempuh selama 3 minggu. Betul betul perjalanan keliling dunia menuju arah barat dan kembali dari arah timur bumi ini. Demikianlah aku betul betul merasakan perjalanan mengelilingi bola dunia ini selama 21 hari perjalanan.
Kembali dari Amerika Serikat aku masih punya sisa uang saku sekitar 2,4 juta rupiah, aku niatkan untuk biaya pergi haji . Ketika itu biaya haji sekitar 7 juta rupiah. Tahun 1994 itu aku mengantar ayah ke asrama haji untuk menunaikan ibadah hajinya . Hatiku amat tersentuh. Aku sudah berkeliling dunia tapi belum melaksanakan ibadah haji. Akupun menghadap Tuhanku dimalam yang sunyi mohon agar dibawa ke tanah suci Mekah sebagaimana IA telah membawa aku berkeliling dunia. Beberapa kali aku diundang menghadari walimatussafar teman teman yang berangkat haji pada tahun 1994 itu. Air mataku menetes sangat ingin pergi ketanah suci memenuhi panggilan Allah. Sekembali dari acara mengantar temanku ke asrama haji , malamnya aku menangis dihadapan Allah . Aku ingin sekali memenuhi panggilannya , namun apa daya aku tidak mempunyai uang cukup untuk itu. Aku sudah berkeliling dunia itupun bukan dengan uangku sendiri , tapi Allah yang membawaku melalui perjalanan dinas.
Menjelang bulan Ramadhan ditahun 1995 aku terenyuh, harapanku untuk bisa pergi haji ditahun ini semakin tipis . Uang tabunganku sisa dari perjalanan ke Amerika yang semula 2,4 juta sekarang tinggal 1,4 juta semakin jauh dari ONH yang mencapai 7 juta itu. Walau demikian aku tetap mengerjakan shalat tahajud mohoh agar bisa diberangkatkan ke tanah suci. Memasuki minggu kedua bulan Ramadhan ditahun 1995 aku terkejut karena uang tabunganku sudah ada 5 juta, aku berfikir masa sih aku tidak bisa mengumpulkan uang 2 juta lagi selama satu tahun. Besar harapanku aku bisa pergi haji di tahun 1996. Ketika bulan Ramadhan telah berakhir ternyata uang tabunganku sudah mencapai 10 juta , aku terkejut . Langsung saja aku beritahu ibuku niat untuk melaksanakan haji di tahun 1995 itu. Ternyata ibuku pun ingin ikut , akhirnya kami sepakat bersama seorang adiku yang perempuan melaksanakan ibadah haji di tahun 1995 itu. Ketika itu belum ada antrian seperti sekarang. Alhamdulillah aku bertiga dengan ibu dan adikku dapat melaksanakan haji di tahun itu.
Demikianlah tekun memohon pada Allah dengan mengerjakan shalat tahjud telah membawaku berkeliling dunia dan menunaikan ibadah haji. Mudah mudahan kisah pengalamanku ini bisa memotivasi para pembaca semua untuk istiqomah mengerjakan tahajud meraih kemenangan dan kesuksesan. Banyak sekali orang yang mengeluhkan kesulitan hidupnya , ketika dianjurkan mengerjakan shalat tahajud baru berjalan sebulan dua bulan belum kelihatan hasilnya kemudian mundur teratur tidak mau mengerjakan tahajud lagi. Mereka beranggapan usahanya itu hanya sia sia belaka. Alhamdulillah aku telah menjadikan shalat tahjud sebagai senjata pamungkas dalam menghadapi berbagai masalah sampai dimasa tuaku ini . Aku sudah menjalani masa pensiun selama hampir 10 tahun dan aku tetap mengerjakan shalat tahajud setiap hari . Allah telah ,mencukupkan semua kebutuhanku . Anak anakku sebanyak 3 orang sudah berumah tangga semua dan sudah memberikan ku 4 orang cucu yang munggil. Pengalaman hidupku telah membuktikan dahsyatnya kekuatan shalat tahajud.
Allah akan memberikan kejutan kejutan yang menyenangkan dan tidak diduga bagi siapa saja yang rutin mengerjakan shalat tahajud setiap hari sebagaimana firmannya dalam surat as sajdah ayat 17
17. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.
Sumber: http://www.fadhilza.com/2015/07/kekuatan-shalat/shalat-tahajud-membawaku-ber-keliling-dunia-dan-pergi-haji.html
Komentar
Posting Komentar