Quran
Sebagai umat Islam, kita semua tentu rajin membaca Al-Quran. Semua ayat yang terkandung di dalamnya memiliki berbagai keutamaan dan keistimewaan. Salah satunya adalah dua ayat terakhir surat At-Taubah, yakni ayat 128-129.
Berikut bunyi kedua ayat tersebut:
لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
Laqad jaa’akum rasuulun min anfusikum, ‘aziizun ‘alaihima anittum harishun ‘alaikum bil mu’miniina ra’uufur rahiim. Fa ‘in tawallaw faqul hasbiyallaahu laa ilaaha illa huwa ‘alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul ‘arsyil ‘azhiim.
"Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keamanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka Berpaling (dari keimanan) maka katakanlah “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung." (QS At Taubah 128-129).
Dalam pembacaan rawi maulid Nabi, baik maulid Diba’, Maulid Habsyi (Simthud Dhurar, Barzanji, atau lainnya, kedua ayat tersebut di atas seringkali dibaca. Tidak heran kedua ayat tersebut sering dibaca, karena begitu istimewanya ayat tersebut. Apa saja keistimewaannya? Berikut ini beberapa keutamaan dan keistimewaannya.
Pertama, Allah SWT akan senantiasa memberikan kekuatan lahir dan batin pada si pembaca maupun yang mendengarkan atau menyimaknya.
Kedua, Allah SWT akan memberikan kelapangan rezeki bagi si pembaca lantaran di dalam ayat tersebut menceritakan tentang keutamaan Rasulullah SAW dan beratnya perjuangan beliau saat mengislamkan orang-orang kafir. Tak jarang, si pembaca terkadang menangis saat membacanya karena mengingat perjuangan Rasulullah SAW.
Ketiga, Allah SWT akan memberikan kemudahan bagi mereka yang kesulitan, baik karena utang maupun lainnya.
Keempat, mereka yang membacanya akan senantiasa dimuliakan Allah SWT. Dan kelima, bagi mereka yang di penjara, akan diberikan kebebasan selama mereka mengamalkan kedua ayat tersebut setiap usai shalat fardhu sebanyak selama 40 hari.
Ada kisah menarik, mengenai ayat ini. Ibnu Mujahid pernah bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW. Dan dalam mimpinya, Ibnu Mujahid melihat Rasulullah SAW mencium kening Imam Syibli. Maka pada suatu ketika, saat Imam Asy-Syibli berkunjung ke kediaman Ibnu Mujahid, ia memeluk dan mencium kening Imam Asy-Syibli, sebagaimana yang ia lihat dalam mimpinya Rasulullah mencium kening Imam Asy-Syibli.
Ketika ditanyakan oleh murid-muridnya perilaku tersebut, Ibnu Mujahid bercerita, bahwa dalam mimpinya ia melihat As-Syibli datang menemui Rasulullah. Melihat kedatangan As-Syibli Rasulullah segera menyambut dengan memeluknya seraya mencium kening di antara kedua matanya. Melihat pemandangan itu Ibnu Mujahid—di dalam mimpinya—bertanya kepada Rasul, “Mengapa engkau lakukan ini kepada As-Syibli wahai Rasulullah?”
Rasulullah menjawab, “Ya, aku lakukan itu kepada As-Syibli karena ia tidak melakukan shalat fardhu kecuali setelahnya ia selalu membaca ayat laqad jâakum Rasûlun min anfusikum . (dua ayat terakhir dari surat At-Taubah). Kemudian setelahnya As-Syibli bershalawat dengan mengatakan shallallâhu ‘alaika yâ Muhammad.”
Setelah mimpi itu Ibnu Mujahid bertemu dengan As-Syibli dan menanyakan bacaan apa yang selalu dibaca ketika selesai melakukan shalat fardhu. Dan ternyata As-Syibli menjawab bahwa ia selalu membaca ayat dan shalawat tersebut di atas setiap kali selesai shalat fardhu.
Demikian keterangan ini dikutip dari Kitab Nasha’ihul Ibad, karya Syekh Nawawi Bin Umar, Al-Jawi Al-Bantani.
Syahruddin El-Fikri, Jurnalis Republika, Khadimul Rumah Berkah
sumber: https://rumahberkah.republika.co.id/posts/36608/keistimewaan-dua-ayat-terakhir-surat-at-taubah
Komentar
Posting Komentar