Di kaki Pegunungan Ural dia berlatih berburu. Di Pertempuran Stalingrad, dia memetik hasil terbesar perburuannya.
Hingga
kini, keberadaan sniper masih diselubungi misteri. Militer di banyak
negara sengaja “menyembunyikannya”. Dalam sejarah, “hanya Soviet yang
pernah memuja-muja sniper, sewaktu Perang Dunia II dengan apa yang
mereka namakan ‘sniperisme’,” tulis Chris Petit dalam tulisan yang
dimuat guardian.co.uk/books: “Bang, Bang – You’re Dead”.
Para sniper Rusia memanfaatkan betul momen itu, saat penyerang
negaranya (baca: Jerman) mulai mengalami kemunduran dalam Pertempuran
Stalingrad (kini Volgograd). Puing-puing reruntuhan bangunan yang
luluh-lantak oleh pengeboman, mereka jadikan “sarang” untuk memangsa
para serdadu Jerman. Rusia sengaja membuat propaganda “sniperisme” untuk
membangkitkan semangat juang rakyatnya dan meruntuhkan moril lawan.
Seorang sniper yang berhasil membunuh 40 musuhnya akan dihadiahi medali
“For Bravery” dan digelari “Noble sniper”.
“Satu cara untuk memuji 'sniperisme' telah diluncurkan, dan mendekati
hari jadi ke-25 Revolusi Oktober, propaganda yang mengitari kampanye
hitam tersebut kian bergemuruh,” tulis Antony Beevor dalam Stalingrad. Ribuan sniper Rusia pun tumbuh subur.
Tradisi sniper di Rusia sendiri telah dimulai jauh sebelum
Pertempuran Stalingrad berlangsung. Dalam “Russian Snipers In the
Mountains and Cities of Chechnya” yang dimuat Infantry Summer
2002, Lester W. Grau dan Charles Q. Cutshaw menulis, “Sniper pelindung
Rusia adalah seorang residen Moscow bernama Adam.”
Saat pasukan Tartar Mongol mengurung Kremlin dari jarak sekitar 200
paces pada 24 Agustus 1382, Adam segera menyandang senapan panahnya (crossbow)
lalu memanjat sebuah menara. Dengan cermat ia membidik sasarannya,
melepaskan busur, dan busur panahnya pun menembus pakaian baja komandan
musuh. “Heavy crossbow Rusia waktu mampu mencapai sasaran sejauh 650 paces (445 meter),” lanjut Grau dan Cutshaw.
Baca juga: Kekejaman Bangsa Mongol di Rusia
Kembali ke Pertempuran Stalingrad, “Sniper paling terkenal di antara
mereka, meski bukan pencatat skor tertinggi, adalah (Vasily) Zaytsev,”
tulis Beevor. Namanya tenar lantaran duel legendarisnya melawan
supersniper Jerman, “Mayor Konig”.
Lahir di Yelino, 23 Maret 1915, Vasily menghabiskan masa kecilnya di
Pegunungan Ural. Vasily kecil adalah penggembala di Pegunungan Ural. Dia
sering ikut kakeknya berburu rusa. “Vasily sudah ikut ekspedisi berburu
kakeknya pada usia empat tahun,” tulis voc.ru.com. Dia juga
berburu tupai dengan menggunakan busur. "Pengalaman-pengalaman kegagalan
hampir selalu dibarengi air mata," kenang Vasily dalam memoarnya, Notes of a Sniper.
Namun, Vasily tidak patah arang, tetap rajin berlatih. Dari situ bakat
snipernya turut terbentuk. Di usia 12 tahun Vasily mendapat hadiah
sebuah senapan.
Saat perang pecah, Vasily baru 26 tahun. Dia bertugas di Angkatan
Laut waktu itu. Tak lama setelah Pertempuran Stalingrad pecah, bakat sniping
Vasily mulai mendapat perhatian. Pada 21 Oktober Vasily bergabung
dengan regu sniper di Stalingrad. Dia bertugas di Resimen Senjata
ke-1047 dari Divisi Senjata ke-284 Tentara ke-62, akhir 1942 hingga
Januari 1943.
Bakat menembak Vasily pun makin berkembang di palagan itu.
Teknik-tekniknya dalam memangsa musuh sangat mengagumkan. Angkatan Darat
lalu memintanya melatih para sniper muda. Murid-muridnya kemudian
dijuluki zaichata atau murid kelinci; arti kata Zaitsev sendiri adalah kelinci. “Inilah awal ‘gerakan sniper’ di Tentara ke-62,” tulis Beevor.
“Konferensi-konferensi diadakan militer Rusia saat itu untuk menyebar
doktrin sniperisme dan mengganti ide-ide dasar tekniknya,” lanjut
Beevor. “Gerakan sniperisme” terutama mengambil tempat di Don dan Front
Barat Daya Stalingrad. Gerakan itu berhasil, banyak bintang muncul.
Sersan Passar dari Tentara ke-21 salah satunya.
Baca juga: FPI Ditarget Sniper
Mata Vasily sempat cedera dan harus dirawat. Profesor Filatov
kemudian berhasil memulihkan penglihatannya. Setelah sembuh, Vasily
kembali ke medan pertempuran.
Sepanjang kariernya, Vasily telah membukukan lebih dari 200 kills. Bahkan, snipercentral.com mencatat angka kills
Vasilly sebesar 400. Bukan yang terbaik memang, tapi jasanya kepada
pemerintahan Stalin sangat besar. Pemerintahnya lalu menganugerahi
banyak penghargaan seperti Order of Lenin, medali Defense of Stalingrad,
dan Victory Over Germany. Pada 22 February 1943 Vasily dianugerahi
gelar Pahlawan Uni Soviet.
Baca juga: Duel Sniper Legendaris
Vasily yang pensiun dengan pangkat Kapten, sempat mengelola sebuah
pabrik di Kiev, Ukraina. Dia meninggal pada 1991 di Kiev pada usia 76
tahun dan dimakamkan di kota yang sama. Pada 31 Januari 2006, dia
dikuburkan ulang di Pemakaman Mamayev Kurgan dengan penghormatan militer
penuh. Pemakaman ulang itu sesuai keinginannya agar dimakamkan di
monumen para pejuang Stalingrad.
"Untuk mencintai tanah air dan menjadi patriot yang melayaninya,
tidak boleh ada kata takut ketika di medan pertempuran," tulis Vassily
dalam memoarnya, mengutip Mikhail Ivanovich.
sumber: https://historia.id/militer/articles/vasily-dan-tradisi-sniper-rusia
Komentar
Posting Komentar