Risau
oleh kampanye “sniperisme” Rusia, Jerman menjawab: membuat propaganda
tandingan. Jerman langsung menerbangkan supersniper dari Berlin untuk
menghabisi Vasily dan menetralisir sniper-sniper Rusia. Dari salah
seorang tawanan Jerman, Rusia mendapatkan informasi bahwa tak lama lagi
Vasily akan dihabisi oleh supersniper itu.
Hingga kini, tidak ada kepastian siapa sebenarnya supersniper Jerman itu. William Craig dalam Enemy at the Gates menulis, sniper Jerman itu adalah Mayor Konings. Sedangkan Alan Clark, penulis Barbarossa, punya pendapat lain: supersniper Jerman itu adalah kepala sekolah di sebuah sekolah sniper di Zossen, Standartenfuehrer SS
Heinz Thorwald (banyak orang menuliskan namanya Heinz Thorvald). Vasily
sendiri dalam memoarnya hanya menulis: ketika kami mengangkat jasadnya
dari lubang perlindungan, kami menemukan bahwa dia kepala sebuah sekolah
sniper di Berlin.
Terlepas dari perdebatan, supersniper itu langsung membuktikan
kedigdayaannya. Sehari setelah kedatangannya ke Stalingrad (kini
Volgograd), dia sudah menghabiskan dua sniper Rusia. “Tuan rumah” geram
dibuatnya. Vasily tertantang. Duel bersejarah antara dua sniper jempolan
pun segera dimulai.
Baca juga: Vasily dan Tradisi Sniper Rusia
Tak seperti supersniper Jerman yang berduel seorang diri, Vasily ditemani seorang spotter, Nikolay Kulikov. Vasily juga tak mengenakan helm tentara. Ia malah memakai topi keberuntungannya untuk berkamuflase.
Awalnya Vasily bingung di mana keberadaan supersniper Jerman itu.
“Vasily tahu kebiasaan-kebiasaan sniper Jerman; tapi dia kesulitan
membedakan tembakan musuh hanya dari cara menembak dan kamuflasenya,”
tulis voc.ru.com. Vasily juga paham, mana sniper yang pengecut
dan mana yang “jantan”. Tapi karakter musuh barunya tetap masih
misterius bagi Vasily.
Supersniper Jerman itu membuka “game”. Dia coba mengelabui Vasily
dengan membuat tipuan: menaruh helm di atas sekop. Tapi Vasily terlalu
cerdas untuk dikelabui dengan trik “bocah” seperti itu. Hari pertama
berakhir dengan usaha saling mengelabui.
Baca juga: FPI Ditarget Sniper
Di hari kedua, supersniper Jerman menunggu kesempatan emas. Dia
bersembunyi di reruntuhan bangunan. Sementara itu, di parit
perlindungannya, Vasily terus mengamati tiap sudut wilayah musuh dengan
teropongnya. Dia dan spotter-nya mempelajari tiap detil tanah,
mencatat tiap jalan yang ada, reruntuhan bangunan, dan
rongsokan-rongsokan mobil yang semuanya bisa dijadikan tempat berlindung
oleh musuh. Mereka juga mempelajari teropong senapan temannya yang
patah dan bagaimana dua teman snipernya tewas oleh supersniper itu.
Pandangan Vasily lalu tertuju pada sebuah lempeng baja di pojok
sebuah rumah yang dilindungi tumpukan batu. Itu merupakan sebuah lubang
perlindungan ideal untuk seorang sniper, pikir Vasily. Kebetulan tak
lama berselang Komisar Danilov sengaja datang untuk melihat langsung
pertempuran dua sniper itu. Danilov juga ikut Vasily dan Nikolay
memeriksa tempat dua sniper Rusia tertembak. Tapi Danilov ceroboh, dia
langsung terpancing dan berteriak ketika melihat sebuah helm Jerman yang
sebenarnya merupakan tipuan supersniper. Danilov tersungkur oleh peluru
supersniper. Tapi dia sengaja tak dibunuh, supersniper hanya ingin
mengetahui posisi Vasily.
Sebaliknya, suara tembakan supersniper itu menjadi petunjuk berharga
bagi Vasily. Dia tahu dari mana arah datangnya tembakan. Vasily dan
Nikolay lalu merangkak maju ke sebuah tempat perlindungan baru yang bisa
menjangkau supersniper. Malang, sinar matahari tepat jatuh ke arahnya.
Mereka terpaksa menunggu hingga situasi benar-benar menguntungkan.
Meski tahu persembunyian supersniper, Vasily masih bingung letak
persisnya. Dia lalu membuat satu jebakan: dia tampakkan sebuah tongkat
yang di atasnya dia taruh sarung tangan, dari parit perlindungannya.
Supersniper terjebak, menembaknya. Vasily kini tahu persis di mana super
sniper bersembunyi: di bawah lempeng baja yang sejak tadi dia curigai.
Hari keempat, Nikolay membuat jebakan dengan sebuah tembakan untuk
menarik perhatian tapi tak berhasil. Justru supersniper yang berhasil
menembaknya karena kecerobohan Nikolay menampakkan helmnya di parit
perlindungan. Supersniper mengira korbannya adalah Vasily. Dia langsung
keluar dari lubang perlindungan. Hampir bersamaan, Vasily, yang melihat
kepala supersniper, langsung menarik pelatuk Mossin Nagant M1891/1930
miliknya: pelurunya langsung menyasar kening supersniper. Mission accomplish!
Duel dua sniper ini melegenda, hingga diangkat dalam layar lebar, Enemy at the Gates. Tapi ya diracik ala Hollywod, dengan bumbu percintaan.
sumber: https://historia.id/militer/articles/duel-legendaris
Komentar
Posting Komentar