Di kehidupan dunia ini, sungguh banyak kita temukan hal yang
sebenarnya tidak masuk akal. Namun, bagi manusia yang beriman kepada
Allah dan yakin akan pertolongan-Nya, tentu hal tersebut bisa terima. Sebab, tidak ada yang mengendalikan perputaran roda kehidupan ini selain Allah Yang Maha Kuasa di atas semua hamba-Nya.
Ada sebuah kisah yang ditulis Dr. dr. Khalid bin Abdul Aziz Al-Jabir dalam bukunya Musyahadat Thabîb Qashash Waqi’iyah tentang kesabaran dan keyakinan seseorang akan pertolongan Allah setelah menemui jalan buntu di setiap usahanya.
Mari kita simak kisah tersebut.
*****
Kisah ini saya terima saat saya sedang melaksanakan tugas operasi di
Maroko dari seorang staf di sebuah lembaga sosial yang telah
mengorganisir kedatangan rombongan kami ke Maroko. Staf itu, sebut saja namanya Hamid, mengatakan berkata,
“Saya melihat seorang wanita yang mondar-mandir di lapangan golf,
maka saya bertanya kepadanya, ‘Kenapa engkau mondar-mandir di sini?”
Wanita itu menjawab,
“Suamiku menderita penyakit jantung sejak lima tahun yang lalu, dan
tahun ini penyakitnya bertambah parah. Ia telah berhenti dari
pekerjaannya sejak satu setengah tahun yang lalu karena tidak mampu
bekerja lagi. Sekarang tidak ada lagi yang menanggung biaya hidup kami dan suamiku
harus segera dioperasi padahal operasi itu memerlukan biaya beribu-ribu
dirham, sedangkan saya tidak mempunyai apa-apa. Saya datang kemari untuk meminta pertolongan dari orang-orang yang
bermain golf di sini, baik dari kalangan menteri atau orang-orang kaya.
Namun, hingga saat ini saya tidak mendapatkan apa-apa dari mereka. Mereka selalu memberiku janji yang tidak pernah ditepati hingga kini.”
Mendengar cerita wanita itu, Hamid lalu berkata,
“Kenapa engkau tidak pergi menghadap kepada Raja? Demi Allah, jika
engkau pergi menghadap kepadanya ia tidak akan menolakmu. Bagimu, Raja
itu lebih baik dari pada para menteri dan orang-orang kaya tersebut.”
Dengan terheran-heran wanita itu berkata,
“Tuan, apakah Anda menghinaku? Semoga Allah memaafkanmu.”
Hamid mengatakan,
“Demi Allah, tidak, wahai saudariku. Aku tidak pernah menghinamu,
Raja ini tidak pernah menolak orang yang menghadap kepada-Nya dengan
sepenuh hati dibarengi dengan khusyuk, niat yang suci dan pada waktu
yang tepat untuk mengkabulkan permintaan.”
Wanita itu berkata,
“Apakah yang tuan maksud adalah Raja segala raja, Tuhanku yang tiada Tuhan selain Dia?
Memang benar tuan. Saya memang telah melupakan-Nya. Saya mencari
pertolongan dari hamba yang miskin dan melupakan sang Penolong
hamba-hamba yang terhimpit kesulitan sepertiku ini.”
Sungguh Allah Ta’ala telah berfirman,
أمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ
وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ
اللهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
“Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang
yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan
kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di
bumi?
Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat.” (QS. An-Naml: 62).
Kenapa selama ini saya melupakan-Nya? Sungguh setan telah membutakan
mata hatiku. Semoga Allah membalas kebaikanmu tuan. Saya berjanji mulai
hari ini saya akan menengadahkan tangan kepada Tuhanku. Saya akan mendirikan shalat malam, mencari saat-saat terkabulnya doa,
saya akan bersungguh-sungguh, beribadah, bersimpuh di hadapan-Nya Raja
segala raja, yang menguasai jiwa manusia.”
Hamid melanjutkan ceritanya,
“Dua minggu setelah pertemuan tersebut saya kembali bertemu dengan wanita itu dan menanyakan keadaannya.
Ia menjelaskan, ‘Setelah pertemuan hari itu, saya terbangun dari
kelalaianku selama ini yang mana aku menengadahkan tangan di hadapan
makhluk dan melupakan Penguasa semua makhluk. Saya mulai menunaikan shalat malam. Setiap malam, satu jam sebelum
terbit fajar saya bangun mendirikan sebelas rakaat shalat malam, lalu
Allah menampakkan manfaatnya kepada saya. Hatiku menjadi tenang. Saya tidak pusing dengan memikirkan masalah
itu. Namun, hatiku sangat yakin bahwa operasi suamiku pasti akan
terlaksana.
Sekarang saya merasa tenteram, sabar berharap kepada Allah, bersimpuh di hadapan-Nya. Sungguh benar firman Allah Ta’ala,
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ أَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).
Hamid pun melanjutkan ceritanya.
“Kira-kira tiga minggu kemudian, datang surat jawaban dari seorang dermawan Saudi atas permohonan kami enam bulan sebelumnya. Isi surat jawaban tersebut menyetujui proposal proyek pengobatan dan
operasi gratis dengan jumlah pasien sekitar tiga puluh orang penderita
penyakit jantung dari kalangan fakir miskin di negara Maroko.Dermawan itu akan mengirim tim khusus untuk melaksanakan proyek tersebut. Saya pun mencari wanita tersebut. Saya bertanya kesana kemari mencari keberadaannya.
Sebulan kemudian saya berhasil menemukannya, lalu memberitahunya
tentang proyek tersebut, sekonyong-konyong ia menghadap kiblat lalu
bersujud di atas trotoar bersyukur kepada Allah Ta’ala. Saya katakan kepadanya, ‘Besok, bawalah catatan kesehatan suamimu
agar dilihat oleh para dokter. Dengan izin Allah, suamimu akan menjalani
operasi penyembuhan.’”
Allahu Akbar, walillahilhamd.
*****
Saudaraku yang beriman dan percaya akan pertolongan Allah.
Sesungguhnya bersimpuh, bersujud dan memohon di hadapan Allah harus
di landasi dengan Iman dan Iman harus diaplikasikan dalam wujud nyata.
Jika engkau tertimpa suatu musibah atau dirundung nestapa, maka
bersegeralah dengan dua hal ini:
1. Berstighfar (memohon ampun kepada Allah).
2. Beramal saleh.
Sungguh, Allah Ta’ala berfirman,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ
كَانَ غَفَّارًا- يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا –
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ
وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan
hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan
sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 10-12).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ
لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ
مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barang siapa yang membiasakan diri membaca istighfar, maka Allah
Ta’ala akan memberikan jalan keluar baginya dari segala kesempitan,
memberikan pencerahan baginya atas segala kegundahan dan akan memberi
rezeki kepadanya dari arah yang tak disangka-sangkanya.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Semoga bermanfaat dan menjadi pelajaran bagi kita semua. Aamiin.
sumber: http://bersamadakwah.net/rutin-kerjakan-shalat-malam-allah-bukakan-jalan-keluar-bagi-wanita-ini
Komentar
Posting Komentar