Oleh: Ustadzah Irena Handono *
Perintah
untuk menyelenggarakan peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus
tidak pernah memberikan contoh ataupun memerintahkan pada muridnya
untuk menyelenggarakan peringatan kelahirannya. Perayaan Natal baru
masuk dalam ajaran Kristen Katolik pada abad ke-4 M. Dan peringatan
inipun berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Dimana
kita ketahui bahwa abad ke-l sampai abad ke-4 M dunia masih dikuasai
oleh imperium Romawi yang paganis politheisme.
Ketika Konstantin dan rakyat Romawi
menjadi penganut agama Katholik, mereka tidak mampu meninggalkan
adat/budaya pagannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati
hari Sunday (sun = matahari; day=hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember.
Maka supaya agama Katholik bisa diterima
dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan
agama-budaya / penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan
kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan = Yesus).
Maka pada konsili tahun 325, Konstantin
memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran
Yesus. Juga diputuskan:
- Pertama, hari Minggu (Sunday = hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu.
- Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen.
- Ketiga, membuat patung-patung Yesus untuk menggantikan patung Dewa Matahari.
Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama
Katolik pada abad ke- 4 Masehi, maka rakyat pun beramai-ramai ikut
memeluk agama Katholik. Inilah prestasi gemilang hasil proses
sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama paganisme
politheisme nenek moyang.
Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang.
Darimana kepercayaan paganis politheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang diperingati tanggal 25 Desember?
Mari kita telusuri melalui Bibel maupun
sejarah kepercayaan paganis yang dianut oleh bangsa Babilonia kuno
didalam kekuasaan raja Nimrod (Namrud). H.W. Armstrong dalam bukunya The
Plain Truth About Christmas, Worldwide Church of God, Calofornia USA,
1994, menjelaskan:
Namrud cucu Ham, anak nabi Nuh
adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nimrod
dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kata “Marad” yang artinya: “Dia membangkang atau Murtad antara lain dengan keberaniannya mengawini ibu kandungnya sendiri bernama “Semiramis”.
Namun usia Namrud tidak sepanjang
ibu sekaligus istrinya. Maka setelah Namrud mati Semiramis menyebarkan
ajaran, bahwa roh Namrud tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah
mati. Maka dibuatlah olehnya perumpaan pohon “Evergreen” yang tumbuh dari sebatang kayu mat’s.
Maka untuk memperingati kelahirannya
dinyatakan bahwa Namrud selalu hadir di pohon Evergreen dan
meninggalkan bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu.
Sedangkan kelahiran Namrud dinyatakan tanggal 25 Desember. Inilah
asal-asul pohon Natal.
Lebih lanjut Semiramis dianggap
sebagai “Ratu Langit” oleh rakyat Babilonia, kemudian Namrud dipuja
sebagai “anak suci dari surga”.
Putaran jaman menyatakan bahwa penyembah berhala versi Babilonia ini berubah menjadi “Mesiah palsu”, berupa dewa “Ba-al” anak dewa matahari dengan obyek penyembahan “Ibu dan Anak” (Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali. Ajaran tersebut menjalar ke negara lain: Di Mesir berupa “Isis dan Osiris”, di Asia bernama “Cybele dan Deoius”, di Roma disebut “Fortuna dan Yupiter”. Bahkan di Yunani, “Kwan Im” di Cina, Jepang, dan Tibet, India, Persia, Afrika, Eropa, dan Meksiko juga ditemukan adat pemujaan terhadap dewa “Madonna” dan Iain-Iain.
Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada
tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak),
mengalami kematian (salib) dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus
Dosa):
- Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga diyakini dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian, dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan ini menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum sekaligus penganut kepercayaan ini.
- Apollo, yang terkenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/planet.
- Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak tertandingi.
- Ba-al yang disembah orang-orang Israel adalah dewa penduduk asli tanah Kana’an yang terkenal juga sebagai dewa kesuburan.
- Dewa Ra, sembahan orang-orang Mesir kuno; kepercayaan ini menyebar hingga ke Romawi dan diperingati secara besar-besaran dan dijadikan sebagai pesta rakyat.
Demikian juga Serapsis, Attis, Isis, Horus, Adonis, Bacchus, Krisna, Osiris, Syamas, Kybele
dan lain-lain. Selain itu ada lagi tokoh/pahlawan pada suatu bangsa
yang oleh mereka diyakini dilahirkan oleh perawan, antara lain Zorates (bangsa Persia) dan Fo Hi (bangsa Cina). Demikian pula pahlawan-pahlawan Helenisme: Agis, Celomenes, Eunus, Soluius, Aristonicus, Tibarius, Grocecus, Yupiter, Minersa, Easter.
Jadi, Konsep bahwa Tuhan itu dilahirkan
seorang perawan pada tanggal 25 Desember, disalib/dibunuh kemudian
dibangkitkan, sudah ada sejak zaman purba.
Konsep/dogma agama bahwa Yesus adalah
anak Tuhan dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi, dengan sangat
mudahnya diterima oleh kalangan masyarakat Romawi karena mereka telah
memiliki konsep itu sebelumnya. Mereka tinggal mengubah nama-nama dewa
menjadi Yesus. Maka dengan jujur Paulus mengakui bahwa
dogma-dogma tersebut hanyalah kebohongan yang sengaja dibuatnya. Kata
Paulus kepada jemaat di Roma:
Tetapi jika kebesaran Allah oleh
dustaku semakin melimpah bagi kemuliannya, mengapa aku masih dihakimi
lagi sebagai orang berdosa? (Roma 3:7).
Mengenai kemungkinan terjadinya pendustaan itu, Yesus telah mensinyalir lewat pesannya:
Jawab Yesus kepada mereka :
Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak
orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan
mereka akan menyesatkan banyak orang”. (Matius 24:4-5)
Sumber-sumber Kristen yang Menolak Natal
1. Catolic Encyclopedia, edisi 1911
tentang Christmas: “Natal bukanlah upacara gereja yang pertama …
melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan
oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.”
Dalam buku yang sama, tentang “Natal Day” dinyatakan sebagai berikut:
“Di dalam kitab sue/ tidak ada
seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk
merayakan hari kelahiran Yesus.
Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir’aun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”
2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan: “Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bibel juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”
3. Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944, menyatakan: “Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen.
Pada umumnya umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang
terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang
tersebut…” (Perjamuan Suci, yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru
hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus) .. Perayaan Natal yang
dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4
M. Pada abad ke-5 M. Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen
untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta
bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.”
Disalin secara utuh dari buku “Perayaan Natal 25 Desember Antara Dogma dan Toleransi” (hal. 27-35) Penulis: Hj. Irena Handono. Penerbit: Bima Rhodeta (cet.ke-VI Feb 2004)
Artikel: Moslemsunnah.Wordpress.com
Keterangan: * Beliau adalah seorang
mantan Biarawati yang pernah belajar Filsafat Theology Katholik
(Seminari Agung) dan matan Ketua Legio (Laskar) Maria yang telah
mendapatkan hidayah Allah untuk memeluk Islam.
Saat ini beliau adalah Ketua Pimpinan
Pusat Gerakan Muslimat Indonesia – Sebuah Ormas Perempuan Muslim
Independent, Lintas Golongan, Ras dan Suku. Program utama organisasi ini
adalah membentengi umat dari bahaya pendangkalan Aqidah Islam dan
bahaya Pemurtadan.
Beliau juga aktif melakukan dakwah, khususnya membina para muallaf – sebuah dunia yang pernah dialaminya sendiri.
Dikutip dari http://moslemsunnah.wordpress.com/2011/12/19/asal-usul-perayaan-natal-25-desember/
Dipublikasikan kembali oleh www.KisahIslam.net
Komentar
Posting Komentar