Sudah lebih 10
tahun aku mengerjakan shalat tahajud setiap malam, keinginanku untuk
mendapatkan kehidupan yang layak pada tahun 1982 sudah tercapai. Dimulai
ketika lulus STM ditahun 1970, ijazahku ditahan sekolah karena aku
belum membayar uang sekolah selama 6 bulan. Orang tuaku tidak mampu
melunasi uang sekolah ku. Aku frustasi, bagaimana aku bisa bekerja
,kalau ijazahku masih ditahan oleh sekolah.
Aku memang terlahir dari keluarga miskin, ayahku hanya seorang tukang
servis jam . Dirumah kami tidak pernah ada beras atau makanan untuk
hari esok. Ayahku bekerja hanya untuk makan hari ini. Untuk makan besok
cari besok lagi . Kalau ayah tidak bekerja berarti tidak ada untuk
makan hari ini. Untuk membantu meringankan beban ayah kami sudah
terbiasa sejak kecil berdagang . Sejak kelas 1 SMP aku sudah berdagang
kue, kemudian beralih jadi pedagang koran keliling setiap hari mulai
jam 6 sd jam 11 siang. Aku sekolah jam 12 sd jam 17 sore. Kalau bulan
puasa aku bersama adik adik berdagang, petasan, kembang api dan
perhiasan imitasi, sehingga masih ada uang lebaran buat kami.
Memasuki pendidikan STM aku tidak bisa berdagang koran lagi , karena
sekolah-ku jauh dari rumah. Aku hanya mengandalkan sepenuhnya biaya
dari ayah. Demikianlah selama sekolah aku selalu menunggak uang
sekolah 2 sampai 3 bulan. Tidak pernah mulus. Sampai pada akhir
pendidikan di kelas 3 STM aku punya tunggakan uang sekolah selama 6
bulan. Untuk mendapatkan ijazah aku harus melunasi uang sekolahku dulu.
Ayahku tidak bisa memenuhinya.
Aku amat frustasi, bagaimana aku bisa kerja kalau ijazahku masih
ditahan sekolah. Setiap malam aku shalat tahjud mengadukan persoalanku
pada Allah. Ketika itu disamping surat alfatihah aku hanya hafal 3
surat yaitu surat al ikhlas, alfalaq dan an naas. Aku shalat tahjud 2
rakaat dikali 4 ditambah witir 3 rakaat sehingga total semua 11
rakaat. Setiap malam aku kerjakan tahajud, kadang kala aku menangis
dihadapan Allah. Aku cemas dengan masa depanku, aku ingin kerja tapi
ijazah tidak punya. Aku berdoa mohon diberi pekerjaan yang layak agar
aku bisa menebus ijazaku.
Setelah 3 bulan mengerjakan tahajud terus menerus , Alhamdulillah
Allah menjawab doaku. Aku mendapat pekerjaan mengajar anak anak membaca
Qur’an. Alhamdulillah hampir setiap hari aku berkeliling dari rumah
kerumah mengajar membaca Qur’an dan memberi ceramah agama . Setelah satu
tahun ijazahku sudah bisa ditebus. Namun aku masih asik dengan
pekerjaaku mengajar mengaji hingga berlalu hampir 3 tahun.
Di akhir tahun 1973 aku mulai berfikir untuk mencari pekerjaan sesuai
ijazah STM jurusan elektro yang akau miliki. Aku tetap mengerjakan
shalat tahajud mohon pada Alah agar diberikan pekerjaan yang layak
sesuai ijazah yang aku miliki. Alhamdulillah diawal tahun 1974 aku
diterima bekerja di PLN Distribusi Jakarta Raya Tanggerang yang
berkantor di Gambir. 5 tahun kemudian aku di tugaskan sekolah ke LPPU
–ITB Bandung , dan berhasil lulus Sarjana Muda Elektro pada tahun
1982. Kehidupanku juga semakin baik, Allah mengabulkan semua yang aku
panjatkan pada shalat tahajud. Diakhir tahun 1982 aku sudah memiliki
rumah sendiri, mendapat jabatan dan mobil dinas dari PLN.
Pada satu ketika dalam acara keluarga adiku menceritakan
pengalamannya bekerja di Arab saudi dan pengalamannya dua kali
melaksanakan ibadah haji selama disana. Aku kagum dengan adiku yang
memiliki penghasilan lumayan dan sering turun naik pesawat dalam
tugasnya. Aku juga ingin bisa pergi keluar negeri menikmati naik pesawat
seperti adiku itu.
Dilingkungan tugasku di PLN diantara temanku juga ada yang sudah
keluar negeri. Ketika itu PLN Distribusi jakarta ada kerjasama dengan
Perancis mengembangkan sistim pengendalian Jaring distribusi dengan
sistim remote control. Aku mulai punya ambisi untuk bisa pergi ke
luarnegeri seperti temanku yang lain itu. Aku mulai mengerjakan tahajud
setiap malam berdoa agar bisa pergi ke Perancis seperti temanku lainnya .
Aku sering mendengar teman temanku menceritakan pengalamannya ketika di
Perancis, kadang kala mereka bercanda dan ngobrol pakai bahasa
Perancis.
Pada tahun 1986 PLN merencanakan mengembangkan sistim control
distribusi yang ada kesistim yang lebih besar , karena sistim yang lama
sudah tidak memadai. Sudah dijalin kerjasama dengan Perusahan Listrik
Perancis (EDF) untuk pengembangan sistim yang baru itu. Teman temanku
pun sudah mulai ramai membicarakan hal ini, karena akan ada beberapa
orang nanti yang akan dikirim ke Perancis untuk menyiapkan dan
mempelajari sistim baru tersebut . Aku berharap mudah mudahan termasuk
salah seorang yang dikirim ke Perancis . Aku dan teman teman sudah mulai
menyiapkan diri dengan mengikuti kursus bahasa Perancis di CCF salemba.
Alhamdulilah setelah tetap istiqomah memohon pada Allah dengan
mengerjakan shalat tahjud pada akhir tahun 1989 aku terpilih menjadi
salah seorang yang dikirim ke Perancis untuk mempelajari sistim kontrol
jaring distribusi yang baru itu. Aku berangkat bersama temanku sebanyak
5 orang dan menetap di Paris selama kurang lebih satu setengah bulan.
Selama di Paris aku sempat berkunjung week end ke Monaco, Grace dan ke
Amsterdam Belanda. Itulah perjalanan pertamaku ke luar Negeri.
Kembali dari Paris aku masih punya harapan untuk bisa berkeliling
dunia karena tugasku di PLN memang memungkinkan untuk itu. Banyak
diantara temanku yang sudah beberapa kali melakukan perjalanan dinas ke
luar negari. Disela sela shalat tahajud malam hari aku mohon pada Allah
agar diberi kesempatan untuk melakukan perjalanan keluar negeri lagi.
Akhirnya kesempatan itu datang pada awal tahun 1994. Aku bersama 5
orang temanku dari PLN Pusat, PPE dan ITB ditugaskan mengadakan studi
banding Pemetaan jaring tenaga listrik ke Amerika Serikat dan Australia.
Ketika itu aku menjabat sebagai kepala seksi Perencanaan System di
PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang merangkap sebagai PH Kepala
Bagian Perencanaan Perusahaan , karena Kepala Bagian Perencanaan
Perusahaan masih dalam masa transisi dari pejabat lama ke pejabat baru.
Sebagai PH kepala Bagian Perencanaan ketika itu aku mendapat kesempatan
bersama teman dari PLN Pusat, ITB dan PPE mengadakan studi banding
pemetaan jaring listrik di Amerika dan Australia.
Kami berangkat dari Jakarta menuju Singapura , transit di Swiss untuk
kemudian melanjutkan perjalanan ke Dallas di Amerika Serikat.
Perjalanan kami tempuh selama hampir 30 jam. Dari Dallas kami
melanjutkan perjalanan ke kota kecil Relleigh meninjau perusahaan
pemetaan Gen Map yang mengundang kami. Selanjutnya kami berpindah pindah
pada beberapa kota Hunstvile, Sint Louis dan terakhir di Loss Angeles
mengunjungi beberapa Perusahaan Listrik disana.
Dari Loos Angeles kami melanjutkan perjalanan ke Sydney Australia
untuk mengadakan study banding di perusahaan listrik Sidney Electricity.
Dari Sydney kami kembali ke Indonesia dengan transit di Singapura
terlebih dahulu. Seluruh perjalanan kami tempuh selama 3 minggu. Betul
betul perjalanan keliling dunia menuju arah barat dan kembali dari arah
timur bumi ini. Demikianlah aku betul betul merasakan perjalanan
mengelilingi bola dunia ini selama 21 hari perjalanan.
Kembali dari Amerika Serikat aku masih punya sisa uang saku sekitar
2,4 juta rupiah, aku niatkan untuk biaya pergi haji . Ketika itu biaya
haji sekitar 7 juta rupiah. Tahun 1994 itu aku mengantar ayah ke asrama
haji untuk menunaikan ibadah hajinya . Hatiku amat tersentuh. Aku sudah
berkeliling dunia tapi belum melaksanakan ibadah haji. Akupun menghadap
Tuhanku dimalam yang sunyi mohon agar dibawa ke tanah suci Mekah
sebagaimana IA telah membawa aku berkeliling dunia. Beberapa kali aku
diundang menghadari walimatussafar teman teman yang berangkat haji pada
tahun 1994 itu. Air mataku menetes sangat ingin pergi ketanah suci
memenuhi panggilan Allah. Sekembali dari acara mengantar temanku ke
asrama haji , malamnya aku menangis dihadapan Allah . Aku ingin sekali
memenuhi panggilannya , namun apa daya aku tidak mempunyai uang cukup
untuk itu. Aku sudah berkeliling dunia itupun bukan dengan uangku
sendiri , tapi Allah yang membawaku melalui perjalanan dinas.
Menjelang bulan Ramadhan ditahun 1995 aku terenyuh, harapanku untuk
bisa pergi haji ditahun ini semakin tipis . Uang tabunganku sisa dari
perjalanan ke Amerika yang semula 2,4 juta sekarang tinggal 1,4 juta
semakin jauh dari ONH yang mencapai 7 juta itu. Walau demikian aku tetap
mengerjakan shalat tahajud mohoh agar bisa diberangkatkan ke tanah
suci. Memasuki minggu kedua bulan Ramadhan ditahun 1995 aku terkejut
karena uang tabunganku sudah ada 5 juta, aku berfikir masa sih aku tidak
bisa mengumpulkan uang 2 juta lagi selama satu tahun. Besar harapanku
aku bisa pergi haji di tahun 1996. Ketika bulan Ramadhan telah berakhir
ternyata uang tabunganku sudah mencapai 10 juta , aku terkejut .
Langsung saja aku beritahu ibuku niat untuk melaksanakan haji di tahun
1995 itu. Ternyata ibuku pun ingin ikut , akhirnya kami sepakat bersama
seorang adiku yang perempuan melaksanakan ibadah haji di tahun 1995
itu. Ketika itu belum ada antrian seperti sekarang. Alhamdulillah aku
bertiga dengan ibu dan adikku dapat melaksanakan haji di tahun itu.
Demikianlah tekun memohon pada Allah dengan mengerjakan shalat tahjud
telah membawaku berkeliling dunia dan menunaikan ibadah haji. Mudah
mudahan kisah pengalamanku ini bisa memotivasi para pembaca semua untuk
istiqomah mengerjakan tahajud meraih kemenangan dan kesuksesan. Banyak
sekali orang yang mengeluhkan kesulitan hidupnya , ketika dianjurkan
mengerjakan shalat tahajud baru berjalan sebulan dua bulan belum
kelihatan hasilnya kemudian mundur teratur tidak mau mengerjakan tahajud
lagi. Mereka beranggapan usahanya itu hanya sia sia belaka.
Alhamdulillah aku telah menjadikan shalat tahjud sebagai senjata
pamungkas dalam menghadapi berbagai masalah sampai dimasa tuaku ini .
Aku sudah menjalani masa pensiun selama hampir 10 tahun dan aku tetap
mengerjakan shalat tahajud setiap hari . Allah telah ,mencukupkan semua
kebutuhanku . Anak anakku sebanyak 3 orang sudah berumah tangga semua
dan sudah memberikan ku 4 orang cucu yang munggil. Pengalaman hidupku
telah membuktikan dahsyatnya kekuatan shalat tahajud.
Allah akan memberikan kejutan kejutan yang menyenangkan dan tidak
diduga bagi siapa saja yang rutin mengerjakan shalat tahajud setiap hari
sebagaimana firmannya dalam surat as sajdah ayat 17
17. Tak seorangpun
mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai
balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.
Komentar
Posting Komentar