Oleh M. Arif As-Salman
Seorang bapak tua yang usianya berkisar 70 tahun berasal dari
provinsi Dimyath, menemui Syaikh Muhammad Hasan, saat itu beliau tengah
memberikan ceramah di sebuah mesjid di kota Makkah Bapak tua tersebut
memberi isyarat agar Syaikh Muhammad Hasan berhenti sesaat dan
memintanya untuk mendengarkan cerita tentangnya.
Bapak tua berkata, “Wahai Syaikh Muhammad, berkenankah engkau mendengarkan kisahku sebelum melanjutkan pembicaraanmu?”
“Silahkan, majulah ke depan, agar semua orang yang hadir juga ikut
mendengarkan kisah yang ingin Anda ceritakan. Duduklah disampingku, agar
semua orang bisa melihat dan mendengarkan kisah Anda.” Jawab Syaikh
Muhammad.
Lalu, mulailah sang Bapak bercerita, “Wahai Syaikh, dulu saya adalah
seorang laki-laki yang terkena sakit lumpuh sebelah. Saya mendoakan
semoga Allah memberikan kesembuhan untuk semua mereka yang tengah sakit
saat ini, amin.”
“Untuk mengobati sakit lumpuh itu saya pergi berobat ke London dan
Amerika, tapi Allah belum menentukan adanya kesembuhan untuk sakit yang
saya derita. Sehingga ketika tidak ada harapan untuk sembuh setelah
berobat ke semua tempat, pada akhirnya saya duduk di kursi roda selama
bertahun-tahun mengharap datangnya mukijat untuk sembuh.
Pada suatu hari anak saya membuka televisi, saya menyaksikan
orang-orang bertakbir dan bertasbih di Masjid Haram, saya melihat
orang-orang tengah bertawaf mengelilingi Ka’bah, lalu saya menangis,
saya berkata pada anak saya,
“Wahai Anakku, bapak ingin mengunjungi Sang Raja ke istananya, bapak
ingin meminta disana semua yang bapak inginkan, bapak sangat yakin, jika
bapak datang ke rumah Raja itu, semua permintaan bapak tidak akan ia
abaikan dan pasti akan Ia penuhi.”
“Siapakah Raja yang bapak Maksud?” Tanya anak saya.
“Bapak ingin melaksanakan Haji atau Umrah, bapak ingin masuk Ka’bah
dan bermunajat pada Raja di rumah-Nya, hati bapak dipenuhi yakin bahwa
jika bapak pergi ke rumah-Nya dan menyampaikan keinginan bapak disana,
bapak tidak akan di abaikan.”
“Bagaimana bapak bisa melakukan umrah atau haji dengan kondisi sakit seperti ini”, Tanya anak saya kembali.
“Sewakan untuk Bapak pesawat agar berangkat ke sana, bapak punya
banyak uang, carikan untuk bapak pesawat. Bawa bapak kesana.” Jawab saya
penuh yakin pada anak saya.
Dan akhirnya saya melakukan perjalanan ke rumah Allah.
Lalu si Bapak Tua berhenti sejenak dan menoleh pada Syaikh Muhammad seraya berkata,
“Demi Allah wahai Syaikh, saya masuk ke dalam Ka’bah dengan kursi
roda. Lalu meminta pada anak saya untuk menurunkan saya di sisi Ka’bah.
Saya duduk dekat Ka’bah. Demi Allah wahai Syaikh Muhammad, saya berdoa
pada Allah berjam-jam, saya memohon, mengiba, menangis dengan terus
mengulang-ulang dua kalimat.”
“Ya Allah, hamba tidak akan pulang, hamba tidak akan meninggalkan
tempat ini kecuali setelah berjalan dengan dua kaki hamba, atau biarlah
hamba meninggal di tempat ini.” Saya terus berdoa, memohon, meminta pada
Allah, menangis dan terus berdoa dengan keyakinan yang sudah memenuhi
hati saya, selama berjam-jam tidak ada yang saya katakan selain dua
kalimat di atas.”
Akhirnya saya pingjsan karena letih setelah sekian lama menangis,
saya tersandar di samping kursi roda, lalu saya tertidur sesaat. Saat
tidur saya melihat dalam mimpi, bahwa seseorang datang dan berkata pada
saya dengan suara yang lantang,
“Berdiri, dan berjalanlah. Seruan itu diulang, “berdiri dan
berjalanlah engkau..” seruan itu terus di ulang-ulang.” Tiba-tiba saya
terbangun, saya masih merasakan seruan itu.
“Berdirilah..” Lalu saya berdiri..
“Berjalanlah..” lalu saya berjalan, sehingga saya sampai di pintu
Ka’bah, saya baru tersadar bahwa sebelumnya saya lumpuh, dan kini telah
bisa berdiri dan berjalan. “Ya Malik (Wahai Raja), Ya Malik., sungguh
tidak pernah Engkau menelantarkan mereka yang datang meminta padamu.”
Air mata saya berderai hebat wahai Syaikh.”
=<>=
Demikianlah kisah seorang bapak Tua, seorang laki-laki biasa yang
bukan dari golongan seorang wali ataupun seorang alim, tapi hanya
seorang laki-laki biasa, akan tetapi hatinya dipenuhi keyakinan kepada
Allah, bahwa jika ia meminta pada Allah dengan penuh kejujuran (shidq)
dan keyakinan (yaqin), maka Allah tidak akan pernah mengabaikan
permintaan itu.
Ya Allah, kepada-Mu kami memohon, kepada-Mu kami bersandar dan
meminta pertolongan. Adakah yang bisa memberi pelindungan selain-Mu,
maka lindungilah ya Allah orang lemah ini yang meminta perlindungan-Mu,
sesungguhnya hamba-Mu lemah, meminta tolong pada Engkau yang Mahakuat.
Ampunilah dosa dan kemaksiatan yang kami perbuat, karena tidak ada
yang bisa memberi ampun selain-Mu ya Allah. Dunia telah melenakan kami,
dan ampunan dari-Mu kami harapkan
=<>=
NB: Karena merasakan besar sekali manfaat dari kisah ini, saya
mencoba menterjemahkannya dari Ceramah Syaikh Muhammad Hasan yang saya
dengarkan dalam bentuk audiovisual. Semoga kisah ini menggugah hati kita
dan mampu memberi daya rubah dalam diri kita. Amin. Silahkan di share
ke yang lain. Terima kasih.
Cairo,07.10 CLT 28/01/12
ERAMUSLIM > OASE IMAN
http://www.eramuslim.com/oase-iman/m-arif-as-salman-kisah-ajaib-sembuh-dari-lumpuh.htm
http://www.fadhilza.com/2017/12/kesehatan/kisah-menakjubkan-sembuh-dari-lumpuh.html
Komentar
Posting Komentar