
Istri Al Aziz Menggoda Yusuf
Waktu pun berlalu dan Yusuf semakin dewasa, ia
tumbuh sebagai pemuda yang kuat dan sangat tampan. Istri Al ‘Aziz selalu
memperhatikan Yusuf setiap harinya dan tertarik kepadanya, mulailah ia
menampakkan rasa sukanya melalui isyarat dan sindiran, tetapi Yusuf
berpaling darinya dan tidak peduli terhadapnya, maka mulailah wanita ini
berpikir bagaimana caranya agar dapat merayu Yusuf.
Suatu hari, ketika suaminya pergi meninggalkan istana, istrinya memanfaatkan kesempatan itu, ia berhias dan memakai pakaian yang indah, mengunci pintu rumahnya dan mengajak Yusuf untuk masuk ke kamarnya serta memintanya melakukan perbuatan keji dengannya.
Suatu hari, ketika suaminya pergi meninggalkan istana, istrinya memanfaatkan kesempatan itu, ia berhias dan memakai pakaian yang indah, mengunci pintu rumahnya dan mengajak Yusuf untuk masuk ke kamarnya serta memintanya melakukan perbuatan keji dengannya.
Akan tetapi Nabi Yusuf ‘alaihissalam dengan sifat ‘iffah (menjaga diri) dan sucinya menolak ajakannya, ia berkata, “Aku
berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan
baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung.” (QS. Yusuf: 23)
Lalu Yusuf segera pergi menuju pintu untuk keluar dari tempat itu,
namun istri Al ‘Aziz tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia segera
menarik Yusuf dari belakang untuk menghalanginya keluar dan menahan
gamisnya hingga robek. Tiba-tiba, suaminya yaitu Al Aziz (mentri Mesir)
pulang, suasana pun semakin kritis, istri Al ‘Aziz segera meloloskan
diri dari keadaan kritis itu di hadapan suaminya dan menuduh Yusuf
sebagai orang yang khianat serta berupaya menzaliminya, ia pun berkata
kepada suaminya, “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud
berbuat serong dengan istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan
azab yang pedih?” (QS. Yusuf: 25)
Terhadap tuduhan itu Nabi Yusuf segera membela diri dan berkata, “Dialah yang merayu diriku.”
Maka suaminya meminta penyelesaian kepada salah seorang keluarganya, lalu aggota keluarga itu berkata tanpa ragu, “Lihatlah!
Jika baju gamisnya koyak di depan, maka wanita itu benar dan Yusuf
termasuk orang-orang yang dusta.– Dan jika baju gamisnya koyak di
belakang, maka wanita Itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang
yang benar.” (QS. Yusuf: 26-27)
Lalu suaminya menoleh kepada istrinya, dan berkata kepadanya, “Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar.” (QS. Yusuf: 28)
Selanjutnya Al ‘Aziz meminta Yusuf untuk membiarkan masalah ini dan
tidak membicarakannya di depan seorang pun, lalu suaminya meminta
istrinya meminta ampun kepada Allah atas dosa dan kesalahannya.
Penduduk Mesir meskipun mereka menyembah patung, namun mereka tahu bahwa yang dapat mengampuni dan menyiksa hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karenanya Al ‘Aziz menyuruh istrinya meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Berkumpulnya Wanita-wanita Mesir Atas Undangan Istri Al ‘Aziz
Semua pihak pun sepakat untuk menyembunyikan masalah ini, namun
demikian ternyata berita merayunya istri Al ‘Aziz kepada Yusuf telah
tersebar di istana, dan wanita-wanita kota itu pun telah
membicarakannya, yakni bahwa istri Al ‘Aziz menggoda pelayannya, yaitu
Yusuf.
Istri Al ‘Aziz pun mengetahui keadaan itu hingga ia marah dan ingin
menunjukkan alasan terhadap tindakannya itu kepada kaum wanita yang
membicarakan dirinya, dan bahwa ketampanan Yusuf itulah yang membuat
dirinya melakukan hal itu.
Maka istri Al ‘Aziz mengundang kaum wanita kepadanya dan ia telah
mempersiapan untuk mereka tempat yang istimewa, ia juga telah memberikan
masing-masing mereka sebilah pisau beserta buahnya, lalu istri Al ‘Aziz
menyuruh Yusuf keluar.
Yusuf pun keluar menuruti perintah majikannya, maka ketika kaum
wanita melihatnya, mereka semua terpesona dengan ketampanannya dan tanpa
sadar mereka melukai tangan mereka dengan pisau, sampai-sampai mereka
semua mengira bahwa Yusuf adalah seorang malaikat. Istri Al ‘Aziz pun
berkata, “Itulah orang yang kamu cela aku karena (tertarik)
kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggodanya untuk menundukkan
dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia
tidak menaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan
dipenjarakan dan dia akan termasuk orang-orang yang hina.” (QS. Yusuf: 32)
Yusuf Memilih di Dalam Penjara
Maka kaum wanita pun menerima alasan istri Al ‘Aziz, dan ketika Yusuf melihat keadaan seperti itu, ia berdoa, “Wahai
Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka
kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dariku tipu daya mereka, tentu
aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku
termasuk orang-orang yang bodoh.” (QS. Yusuf: 33)
Hampir saja terjadi fitnah di Madinah karena rasa cinta kaum wanita
kepada Yusuf, maka pihak berwenang memandang bahwa Yusuf perlu
dipenjarakan sampai waktu tertentu.
Mereka pun memenjarakan Yusuf dan tinggallah Yusuf di penjara selama
beberapa waktu, dan ternyata ada pula dua orang yang masuk penjara
bersamanya, yang satu sebagai tukang roti, sedangkan yang satu lagi
tukang pemberi minum raja. Keduanya melihat akhlak Nabi Yusuf yang
begitu mulia dan ibadah yang dilakukannya yang mengagumkan sehingga
keduanya mendatangi Yusuf dan menceritakan mimpi keduanya kepada Yusuf
sebagaimana yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya, “Berkatalah salah
seorang di antara keduanya, “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku
memeras anggur.” Dan yang lainnya berkata, “Sesungguhnya aku bermimpi,
bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung.”
berikanlah kepada kami takwinya; sesungguhnya kami memandang kamu
termasuk orang-orang yang pandai (menakwilkan mimpi).” (QS. QS. Yusuf: 36)
Maka Nabi Yusuf menakwil mimpi keduanya, namun sebelumnya Nabi Yusuf mengajak mereka beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu.
Selanjutnya, Ia menakwil mimpi mereka berdua, bahwa di antara mereka
berdua ada yang akan keluar dari penjara dan kembali bekerja seperti
semula memberi minum kepada raja, sedangkan yang satu lagi akan disalib
dan burung akan memakan kepalanya.
Sebelum pemberi minum dikeluarkan dari penjara, Nabi Yusuf meminta
kepadanya agar menyampaikan masalah dirinya kepada raja bahwa dia
tidaklah bersalah dan bahwa dia dipenjara secara zalim agar Ia dimaafkan
dan dikeluarkan dari penjara, tetapi setan membuat tukang pemberi minum
raja ini lupa tidak menyebutkan masalah Yusuf kepada raja sehingga
Yusuf tetap tinggal di penjara beberapa tahun lamanya. Maka berlalulah
waktu dan terjadilah apa yang ditakwikan Yusuf itu terhadap keduanya.
Bersambung….
Baca bagian pertama
Oleh: Marwan bin Musa
Komentar
Posting Komentar