
Ketika
penduduk Mesir semakin fanatik dengan kekufuran mereka. Permusuhan dan
pengingkaran mereka terhadap Rasulullah Musa ﷺ kian mengobarkan hasrat
untuk membunuh dan menindas utusan Allah dan orang-orang yang
mengikutinya.
Mereka mengikuti raja mereka yang zhalim, Firaun. Saat
itulah Allah tegakkan hujjah-Nya membinasakan mereka semua. Mereka telah
menyaksikan tanda-tanda dan kejadian-kejadian yang di luar nalar.
Kejadian yang keluar dari proses alamiahnya. Dan membuat akal
terheran-heran. Tapi mereka tetap tak mau berhenti, tak mau memahami,
dan tak mau kembali kepada Allah ﷻ.
Dengan kekuasaan dan kesewenang-wenangannya, Firaun berhasil menekan
rakyatnya untuk mengingkari kebenaran yang dibawa Nabi Musa.
فَمَا آمَنَ لِمُوسَى إِلاَّ ذُرِّيَّةٌ مِّن قَوْمِهِ عَلَى خَوْفٍ مِّن
فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِمْ أَن يَفْتِنَهُمْ وَإِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍ فِي
الأَرْضِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الْمُسْرِفِينَ
“Maka tidak ada yang beriman kepada Musa,
melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa
Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya
Firaun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia
termasuk orang-orang yang melampaui batas.” (QS:Yunus | Ayat: 83).
Puncaknya, Firaun mengklaim dirinya sebagai Tuhan yang berhak
disembah. Ketika kezhaliman telah memuncak, saat itulah pertolongan
Allah datang. Nabi Musa mengumpulkan para pengikutnya. Menasihati
mereka, meneguhkan hati mereka, dan memberikan arahan kepada mereka.
وَقَالَ مُوسَى يَا قَوْمِ إِن كُنتُمْ آمَنتُم بِاللّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُواْ إِن كُنتُم مُّسْلِمِينَ
Berkata Musa: “Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka
bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang
berserah diri”. (QS:Yunus | Ayat: 84).
Mereka menjawab ucapan Nabi Musa dengan jawaban yang menenangkan beliau.
فَقَالُواْ عَلَى اللّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Lalu mereka berkata: “Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan
kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum
yang´zalim”. (QS:Yunus | Ayat: 85).
Nabi Musa memerintahkan mereka agar bertawakal kepada Allah semata.
Meminta tolong dan berharap kepada-Nya. Dan Allah ﷻ pun memberikan jalan
keluar untuk mereka semua. Kemudian Nabi Musa memberikan kabar gembira
dari Allah kepada kaumnya,
وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى وَأَخِيهِ أَن تَبَوَّءَا لِقَوْمِكُمَا
بِمِصْرَ بُيُوتًا وَاجْعَلُواْ بُيُوتَكُمْ قِبْلَةً وَأَقِيمُواْ
الصَّلاَةَ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: “Ambillah olehmu berdua
beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan
jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu
sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman”.
(QS:Yunus | Ayat: 87).
Allah ﷻ mewahyukan kepada Nabi Musa dan saudaranya, Harun
–‘alaihimassalam- agar ia dan kaumnya membangun rumah yang berbeda dari
rumah orang-orang Mesir secara umum. Alasannya, ketika perintah untuk
pergi dari Mesir datang, mereka lebih mudah untuk memberi tahu satu
dengan yang lainnya. Perhatikanlah! Selain pertolongan Allah berupa
mukjizat, Nabi Musa juga menempuh usaha-usaha nyata seperti ini.
Kemudian datanglah perintah Allah ﷻ,
وَاجْعَلُواْ بُيُوتَكُمْ قِبْلَةً وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah
olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman.”
(QS:Yunus | Ayat: 87).
Mujahid mengatakan, “Maknanya adalah ini merupakan pertolongan Allah
kepada mereka yang ditimpa bahaya, kesulitan, dan kesempitan dengan
banyak shalat.
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu´.”
(QS:Al-Baqarah | Ayat: 45).
Dan Rasulullah jika dihinggapi masalah, beliau bersegera shalat.
Shalat memiliki dampak besar terhadap kehidupan dunia dan akhirat
(al-Bidayah wa an-Nihayah Juz: 2 Hal: 105).
Selama bertahun-tahun, Nabi Musa dan pengikutnya bersabar dan
menghibur diri dengan keimanan kepada Allah dan tawakal. Mereka
senantiasa memperbaiki hubungan dengan Allah. meminta tolong pada-Nya
dengan shalat-shalat mereka. Di sisi lain, Firaun dan para pengikutnya
semakin menentang dan memusuhi kebenaran.
Nabi Musa senantiasa berdoa kepada Allah ﷻ,
وَقَالَ مُوسَى رَبَّنَا إِنَّكَ آتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلأهُ زِينَةً
وَأَمْوَالاً فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّواْ عَن
سَبِيلِكَ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى
قُلُوبِهِمْ فَلاَ يُؤْمِنُواْ حَتَّى يَرَوُاْ الْعَذَابَ الأَلِيمَ
Musa berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi
kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan
dalam kehidupan dunia, ya Tuhan Kami — akibatnya mereka menyesatkan
(manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda
mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga
mereka melihat siksaan yang pedih”. (QS:Yunus | Ayat: 88).
Ibnu Juraij mengatakan, “Firaun tetap hidup selama 40 tahun setelah
Nabi Musa mengucapkan doa ini.” (Tafsir al-Quran al-Azhim oleh Imam Ibnu
Kastir). Lihatlah Nabi Musa, selain bersabar terhadap kaumnya sendiri,
betapa sabarnya beliau menghadapi kekejaman Firaun, berdakwah kepadanya,
dan berdoa kepada Allah. Tak heran Allah ﷻ mendudukkan beliau sebagai
seorang ulul azhmi.
Allah ﷻ berfirman,
فَاسْتَقِيمَا وَلاَ تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ
“Sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah
sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui.”
(QS:Yunus | Ayat: 89).
Allah mengizinkan Nabi Musa dan para pengikutnya untuk keluar dari Mesir menuju Syam. Mengetahui kepergian Musa, kemarahan Firaun semakin memuncak. Ia
siapkan pasukannya untuk mengerjar Nabi Musa dan pengikutnya. Kejadian
ini diabadikan Allah ﷻ dalam Alquran.
وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي إِنَّكُم مُّتَّبَعُونَ
* فَأَرْسَلَ فِرْعَوْنُ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ * إِنَّ هَؤُلاَء
لَشِرْذِمَةٌ قَلِيلُونَ * وَإِنَّهُمْ لَنَا لَغَائِظُونَ * وَإِنَّا
لَجَمِيعٌ حَاذِرُونَ * فَأَخْرَجْنَاهُم مِّن جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ *
وَكُنُوزٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ * كَذَلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا بَنِي
إِسْرَائِيلَ * فَأَتْبَعُوهُم مُّشْرِقِينَ
“Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: “Pergilah di malam hari
dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu
sekalian akan disusuli”. Kemudian Firaun mengirimkan orang yang
mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Firaun berkata): “Sesungguhnya
mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil, dan sesungguhnya mereka
membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita, dan sesungguhnya kita
benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga”. Maka Kami keluarkan
Firaun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air, dan (dari)
perbendaharaan dan kedudukan yang mulia, demikianlah halnya dan Kami
anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil. Maka Firaun dan bala
tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit.”
(QS:Asy-Syu’araa | Ayat: 52-60).
Pada saat Firaun dan pasukannya berhasil menyusul Nabi Musa dan pengikutnya, pengikut Nabi Musa berkata,
إِنَّا لَمُدْرَكُونَ
“Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” (QS:Asy-Syu’araa | Ayat: 61).
Mereka mengatakan demikian karena melihat di hadapan mereka jalan
tertutup oleh lautan. Mereka mengadu kepada Nabi Musa. Kemudian beliau
menjawab,
قَالَ كَلاَّ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ
Musa menjawab: “Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku
besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”. (QS:Asy-Syu’araa |
Ayat: 62).
Nabi Musa mengucapkan kalimat kuat dengan makna yang jelas.
Menunjukkan kedalaman ilmu dan keyakinan terhadap rahmat Allah.
Perkataan seorang leader yang membuat tenang rakyatnya di saat
menghadapi himpitan masalah. Keadaan saat itu benar-benar genting. Tidak
ada jalan yang bisa dilewati. Tidak ada orang yang bisa dimintai
tolong. Dan Firaun adalah kejam yang tak mungkin memberi maaf. Sementara
waktu terus membuat jarak Firaun kian mendekat. Dalam keadaan demikian,
Nabi Musa tetap tenang dan yakin Allah akan menolongnya. Sikap ini
hendaknya kita teladani sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah
ﷻ. Turunlah wahyu kepada Nabi Musa,
فَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنِ اضْرِب بِّعَصَاكَ الْبَحْرَ فَانفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ
Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan
tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah
seperti gunung yang besar. (QS:Asy-Syu’araa | Ayat: 63).
Melihat laut terbelah, Nabi Musa dan pengikutnya bersegera melintasi
jalan terbelah itu. Setelah melintasinya, dan pengikutnya yang paling
akhir melintas telah keluar dari laut, barulah barisan awal pasukan
Firaun memasuki laut. Musa ingin segera memukul laut itu agari ai
kembali ke keadaannya semula. Sehingga Firaun dan pasukannya tidak bisa
lewat. Namun Allah ﷻ memerintahkan,
وَاتْرُكْ الْبَحْرَ رَهْوًا إِنَّهُمْ جُندٌ مُّغْرَقُونَ
“Dan biarkanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah
tentara yang akan ditenggelamkan.” (QS:Ad-Dukhaan | Ayat: 24).
Melihat tanda kebesaran Allah dan mukjizat Musa dengan terbelahnya
laut, Firaun sadar itu adalah kekuasaan Allah ﷻ. Bukan sihirnya Musa.
Akan tetapi ia membawa mati sifat sombongnya, dalam keadaan demikian ia
tetap mengatakan, “Lihatlah! Bagaimana laut menjadi surut, tunduk
kepadaku. Aku akan menangkap dua orang hambaku (Musa dan Harun) yang
telah memberontak kepadaku”.
Firaun dan pasukannya bergegas masuk, melintasi belahan laut yang
akan membinasakan mereka. saat mereka semua telah masuk ke dalam laut,
Allah ﷻ memerintahkan Musa untuk memukul laut dengan tongkatnya. Musa
pun melakukan perintah Rabbnya. Laut yang terbelah itu kembali seperti
semula. Allah ﷻ berfirman,
وَأَنجَيْنَا مُوسَى وَمَن مَّعَهُ أَجْمَعِينَ * ثُمَّ أَغْرَقْنَا
الآخَرِينَ * إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم
مُّؤْمِنِينَ
“Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya.
Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan
tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS:Asy-Syu’araa |
Ayat: 65-67).
Tidak ada seorang pun dari kalangan orang-orang beriman tenggelam.
Dan tidak satu pun dari Firaun dan pengikutnya yang bisa selamat.
Setelah benar-benar sadar dan yakin akan tenggelam Firaun mengatakan:
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ
وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ
آمَنتُ أَنَّهُ لا إِلِهَ إِلاَّ الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ
وَأَنَاْ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka
diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan
menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam
berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang
dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)”.” (QS:Yunus | Ayat: 90).
Allah mencelanya dan memberi pelajaran kepada kita semua. Apakah
ketika nyawa di kerongkongan dan kebinasaan sudah benar-benar tampak,
baru seseorang akan sadar?
آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
“Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah
durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat
kerusakan.” (QS:Yunus | Ayat: 91).
Allah telah menetapkan hukumnya. Dan membinasakan orang-orang yang berbuat zhalim.
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”
(QS:Yunus | Ayat: 92).
Berlalulah kejadian itu. Namun pelajarannya tidak pernah hilang sepanjang zaman.
Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ datang ke Madinah.
Beliau dapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharam).
Kemudian beliau ﷺ bertanya pada mereka,
« مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى تَصُومُونَهُ ». فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ
عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ
وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ. فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى
مِنْكُمْ ». فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَمَرَ
بِصِيَامِهِ.
“Hari yang kalian bepuasa ini adalah hari apa?”
Orang-orang Yahudi itu menjawab, “Ini adalah hari yang sangat mulia.
Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu
pula Firaun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini
dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada
hari ini”.
Rasulullah ﷺ lantas berkata, ”Kita seharusnya lebih berhak dan lebih
utama mengikuti Musa daripada kalian.”. Lalu setelah itu Rasulullah ﷺ
memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa.” (HR. Muslim no. 1130).
https://kisahmuslim.com/5663-kemenangan-nabi-musa-dan-kebinasaan-firaun-di-hari-asyura.html
Komentar
Posting Komentar