Mengingat Kembali Kisah Sejarah Jendral M Jusuf
Syahdan Jenderal M Jusuf,
saat masih jadi Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI),
punya kebiasaan suka menaikan pangkat perwira secara dadakan. Perwira
yang dianggap berprestasi dan layak diberi penghargaan dinaikan
pangkatnya hari itu juga. Tentu
staf-staf M Jusuf yang kelabakan. Karena kenaikan pangkat seorang
perwira tentunya memerlukan persiapan, baikan dari sisi administrasinya
maupun dari sisi perlengkapannya. Misalnya, perlu surat keputusan dan
tetek bengek lainnya. Apalagi, saat M Jusuf jadi Panglima, situasi
republik bisa dikatakan masih ‘darurat’.
Nah,
cerita M Jusuf menaikan pangkat secara dadakan, saya baca di buku, “TB
Silalahi Bercerita tentang Pengalamannya” yang ditulis oleh Atmadji
Sumarkidjo. Buku ini menceritakan tentang perjalanan karir Letnan
Jenderal TB Silalahi. Buku ini saya beli, ketika saya ikut kunjungan
kerja Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta Odang ke Balige, Kabupaten Toba
Samosir.
Saat
kunjungan ke Balige, Oesman sempat mengunjungi Silalahi Centre, dimana
di dalamnya ada museum Silalahi. Nah, di komplek museum itu ada toko
suvenir yang menjual segalam macam kerajinan khas Batak. Ikut dijual
pula beberapa buku. Salah satunya buku ” TB Silalahi Bercerita tentang
Pengalamannya” yang ditulis oleh Atmadji Sumarkidjo. Saya
pun beli satu buku. Harganya Rp 55.000. Cukup murah, karena bukunya
sungguh tebal. Di buku itulah, ada sekelumit kisah, ketika TB Silalahi
naik pangkat dari Letkol jadi Kolonel.
Dalam
buku itu, TB Silalahi bercerita, ketika itu tahun 1980-an, terjadi
kerusuhan di Sulawesi Selatan, tepatnya di Makassar. Ketika peristiwa
rusuh terjadi, TB Silalahi bertugas di Kodam Hasanudin. Ia menjabat
Asisten Operasi Pangdam dengan pangkat Letkol Kolonel. Pangdam
Hasanuddin saat itu dijabat oleh Brigjen Soegiarto.
Kala
itu, ketika kerusuhan terjadi, Brigjen Soegiarto menugaskan TB Silalahi
meredakan situasi. TB Silalahi yang kemudian memimpin operasi pemulihan
keamanan. Dan akhirnya situasi cepat terkendali. Peristiwa rusuh di
Ujungpandang, nama lain Makassar saat itu jadi sorotan dan pemberitaan.
Jenderal
Jusuf sebagai Panglima, akhirnya datang ke Makassar dan langsung
melabrak marah para petinggi Kodam Hasanuddin karena mengangap tak becus
menangani kerusuhan. Tapi setelah diberi penjelasan, Jenderal Jusuf
balik mengapresiasi langkah cepat operasi pemulihan keamanan.
Saat
itu juga Jenderal Jusuf mengatakan, Brigjen Soegiarto layak
dipromosikan pangkatnya jadi Mayor Jenderal. Namun kemudian Brigjen
Soegiarto memberitahu, bahwa perwira yang paling berjasa dalam operasi
pemulihan keamanan adalah TB Silalahi, bukan dirinya. Dan,
menurut Brigjen Soegiarto, TB Silalahi yang pantas menerima
penghargaan. Setelah mendengar itu, Jenderal Jusuf, saat itu juga
langsung memerintahkan Letjen Poniman, yang ketika itu menjabat sebagai
Wakasad menaikan pangkat TB Silalahi.
“Naikan pangkat Silalahi hari ini juga” perintah Jenderal Jusuf ketika itu.
Mendapat perintah itu, Letjen Poniman coba memberikan penjelasan, bahwa kenaikan pangkat
tak bisa dilakukan hari itu juga, karena butuh surat keputusan. Harus
ada syarat administrasi yang mesti dipenuhi, seperti nomor surat dan
lain-lain.
” Sedikitnya kami harus lebih dulu mencari nomor suratnya,” Letjen Poniman coba menyanggah.
Mendengar itu Jenderal Jusuf menjawab dengan keras. ” Tidak usah kau cari nomornya, kalau perlu nomor mobil saya dipakai.”
Semua
yang hadir ketika itu tertawa mendengar perkataan Jenderal Jusuf. Tapi
karena Panglima ABRI yang memerintah, mau tak mau harus dilaksanakan.
Tapi ternyata prosesi kenaikan pangkat tak serta merta bisa dilakukan.
Emblem pangkat Kolonel, sulit didapat. Ketika itu di Ujungpandang, masih
sedikit toko yang menyediakan pangkat serta aksesoris militer.
Tapi
akhirnya, lewat bantuan Kasdam Hasanuddin, Kolonel Bachtiar, akhirnya
tanda pangkat Kolonel didapatkan. Namun, tanda pangkat ternyata sudah
bulukan. Terpaksa hari itu juga tanda pangkat di brasso. Sebelumnya
Brigjen Soegiarto juga mengusulkan selain TB Silalahi, kenaikan pangkat
juga sebaiknya diberikan kepada Letkol Soedibyo, Asisten Intelijen
Kodam. Jenderal Jusuf akhirnya menyetujui itu.
Maka,
hari itu juga usai tanda pangkat di brasso, Pangdam Hasanuddin melantik
Letkol TB Silalahi dan Soedibyo naik pangkat dari Letkol jadi Kolonel
dengan disaksikan Jenderal Jusuf dan para pewira tinggi ABRI lainnya.
Baca Kisah Lainnya: Sederhananya Jenderal M Jusuf, Rumahnya Pun Tanpa AC
sumber : https://www.lebahmaster.com/kisah-jenderal-m-jusuf-dan-kenaikan-pangkat-dadakan/
Komentar
Posting Komentar